@incollection{digilib55789, booktitle = {Cakrawala Penafsiran Ilmu-ilmu Budaya}, title = {Dua Bentuk Cerita pada Cerpen Akhir Malam Pelukis Tayuh}, author = {- Ulyati Retno Sari}, address = {Yogyakarta}, publisher = {Idea Press}, year = {2022}, pages = {423--432}, keywords = {Cerita Pendek, Cerpen Akhir Malam Pelukis Tayuh}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/55789/}, abstract = {Dalam analisis cerita pendek Akhir Malam Pelukis Tayuh di atas seluruh bagian yang diuraikan kita mendapatkan pola yang dapat dijelaskan sebagai berikut: Bagian pertama dimulai dengan model In Media Res dan Kurva Fichtean di mana cerita dimulai dengan krisis yang dihadapi oleh protagonis. Bagian kedua, protagonis mendapatkan posisi grafis naik yang memperlihatkan keadaan yang membaik, atau karakter diselamatkan dari krisis yang dihadapinya. Bagian ketiga, protagonis mendapatkan pengakuan atau pengetahuan baru yang membawanya pada krisis baru (anagnorisis). Bagian berikutnya yaitu empat dan lima adalah situasi plot yang disebut sebagai peripeteia, yaitu situasi pembalikan yang menghasilkan tragedi dan katarsis. Secara grafis, gerakan plot di dalam cerita ini menyerupai garis gelombang yang bisa dikodekan melalui garis: {$\backslash$}=turun, /=naik, {$\backslash$}=turun, {$\backslash$}=turun, dan {$\backslash$}=turun. Dari gambaran grafis ini, artinya mode bentuk yang paling cocok cerita pendek berjudul Akhir Malam Pelukis Tayuh ini adalah: pertama, bentuk cerita mode Kurt Vonnegurt yang disebut From Bad to Worse; dan kedua identik dengan bentuk cerita model ?Oedipus? (fall then rise then fall). Dua bentuk cerita tersebut menjadi pola grafis, baik untuk memperlihatkan posisi nasib karakter dan cerita.} }