eprintid: 5608 rev_number: 30 eprint_status: archive userid: 8 dir: disk0/00/00/56/08 datestamp: 2013-07-22 10:56:32 lastmod: 2016-05-04 08:03:45 status_changed: 2012-05-04 16:48:20 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: AHMAD WISNU BROTO, NIM. 03370279 title: PERANAN KYAI TERHADAP BUDAYA CAROK ispublished: pub subjects: il_huk divisions: jur_jsi full_text_status: restricted keywords: Syari'at Islam, masyarakat Madura, carok, perilaku saling membunuh, peran kyai note: Pembimbing: 1. Drs. Makhrus Munajat, M.Hum. 2. Drs. M.Rizal Qosim, M.Si abstract: ABSTRAK Syari'at Islam menetapkan bahwa saling membunuh antar sesama manusia terutama sesama umat muslim pada prinsipnya adalah sangat dilarang. Fenomena yang sering kita lihat di masyarakat Madura tentang adanya budaya carok merupakan hal yang sangat biasa. Dalam hidup ini terutama di kalangan masyarakat Madura banyak dijumpai kasus pembunuhan yang melibatkan satu orang maupun banyak orang untuk melakukan carok, jika itu menyangkut harga diri. Bagi mereka yang melakukan carok tidak mempedulikan dampak yang akan terjadi selanjutnya. Para pelaku carok beranggapan itu hal yang biasa terjadi. Oleh karena itu mereka melakukan carok hanyalah untuk mempertahankan sebuah harga diri seseorang. Islam melarang dan tidak membenarkan adanya perilaku saling membunuh. Pada masa sekarang ini masih banyak kalangan masyarakat Madura menganut dan berpegang teguh pada kyai. Apapun yang akan dikatakan dan dilakukan kyai maka masyarakat pasti akan menuruti. Apabila ada orang yang akan melakukan carok, lalu kyai telah melarangnya maka para pelaku carok akan membatalkannya dan mengikuti perintah kyai. Bagi mereka, kyai adalah sosok yang sangat dihormati dan dianut. Maka dari itu peran kyai sangat penting sekali terutama dalam hal menyelesaikan dan peranannya tentang adanya budaya carok. Berdasarkan kajian diatas, dapat dikatakan bahwa budaya carok hanyalah menjadi ajang kompetisi dalam mempertahankan harga diri. Perilaku seperti ini akan mengakibatkan korban terutama istri dan anak yang ditinggalkan oleh suami atau bapaknya yang mati karena carok. Untuk itu kyai sendiri harus bisa bersikap tegas bagaimana hal seperti itu tidak terjadi lagi agar tidak ada dari salah satu pihak yang akan dirugikan ataupun ditinggalkan. div date: 2011-02-21 date_type: published institution: UIN SUNAN KALIJAGA department: FAKULTAS SYARI’AH thesis_type: skripsi thesis_name: other refereed: TRUE referencetext: update terakhir : 2011-02-21 10:56:36 ; nama file diserver lama : digilib-uinsuka--ahmadwisnu-5388-1-ahmadwi-k.pdf ; letak file diserver lama : ./files/disk1/108/digilib-uinsuka--ahmadwisnu-5388-1-ahmadwi-k.pdf ; url download server lama : /download.php?id=5984 ; nama file lama : AHMAD WISNU BROTO NIM. 03370279 PERANAN KYAI TERHADAP BUDAYA CAROK.pdf ; format file : application/pdf ; besar file : 951030 Kb. penulis : ; Copyright (c) 2010 by Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Verbatim copying and distribution of this entire article is permitted by author in any medium, provided this notice is preserved. citation: AHMAD WISNU BROTO, NIM. 03370279 (2011) PERANAN KYAI TERHADAP BUDAYA CAROK. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/5608/30/AHMAD%20WISNU%20BROTO%20NIM.%2003370279%20PERANAN%20KYAI%20TERHADAP%20BUDAYA%20CAROK.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/5608/1/BAB%20II%2C%20III.pdf