%A IDRIS IMAM MUSTOFA - NIM. 06230006 %O Pembimbing: Drs. H. Zainuddin, M.Ag. %T PENANGANAN SEKOLAH KHUSUS AUTISTIK FAJAR NUGRAHA YOGYAKARTA TERHADAP ANAK AUTIS DALAM BERSOSIALISASI %X Aklhir-akhir ini jumlah anak penyandang autis yang ada di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat pesat, hal ini terbukti dengan peningkatan dari 10.000 kelahiran terdapat 15-20 anak pada th. 1990, dan meningkat drastis menjadi 60 anak autis pada tahun 2000. Autis adalah anak dengan kecenderungan diam dan suka menyendiri yang ekstrim, cara berfikir yang dikendalikan oleh kebutuhan personal atau kebutuhan diri sendiri, menanggapi dunia berdasarkan penglihatan dan harapan sendiri, dan menolak realitas keasyikan ekstrim dengan pikiran dan fantasi sendiri. Masalah yang dialami para penyandang autis merupakan salah satu problem sosial yang perlu adanya sebuah pemecahan secara khusus, karena anak autis masuk dalam taraf disfungsi sosial, yaitu anak yang mengalami kesulitan dalam menjalankan peran sosialnya sebagai anak normal, mereka mengalami kesulitan dalam bersosialisasi. Untuk memecahkan masalah tersebut Sekolah Khusus Austik (SKA) Fajar Nugraha Yohyakarta membuka penanganan sosialisasi terhadap anak-anak penyandang autis yang berusia dari umur 2.5-25 tahun. Untuk memudahkan dalam memperoleh data lapangan maka dibuat kerangka teoritik sebagai pendukung data, dan metodologi penelitian sebagai teknik pengumpulan data, ada 3 teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, interview, dan dokumentasi. Setalah diadakan penelitian ada beberapa penanganan sosialisasi yang ditemukan yaitu sosialisasi kecil yang dimulai dari awal masuk sekolah sampai berjalan-jalan keliling kampung lingkungan sekolah dan sosialisasi besar yang lebih kompleks di tempat-tempat umum. Ada 5 tahap penanganan yang telah dilakukan yaitu : 1). Tahap Diagnosa; tahap ini penyandang autis mendapatkan pemeriksaan dari para ahli apakah anak terinfeksi autis atau tidak. @). Tahap Observasi; pada tahap ini guru pendamping dan orang tua bekerjasama dalam menentukan kemampuan dan ketidak mampuan anak autis, serta kesuakaan dan ketidak sukaan anak autis untuk menentukan program penanganan selanjutnya. 3). Tahap penyusunan dan pelaksanaan program sosialisasi; pada tahap ini diawali dari prasosialisasi, kegiatan sosialisasi, dan prasosialisasi. 4). Tahap evaluasi; pada tahap ini guru pendamp[ing melakukan penilaian terhadap program yang telah dilaksanakan, ada dua jenis evaluasi yang digunakan, yaitu evaluasi kasus dan evaluasi program. 5). Tahap follow up; pada tahap ini anak autis yang berhasil akan disalurkan kesekolah umum atau sekolah inklusif, dan yang kurang berhasil akan diberi penaganan selanjutnya. Setelah adanya penaganan tersebut ada beberapa perubahan yang dialami oleh anak autis di SKA Fajar Nugraha yaitu adanya penyesuaian diri yang semakin bagus di dalam lingkungan masyarakat umum, peningkatan kemampuan respon anak terhadap instruksi-instruksi dari guru pendamping dan orang tua atau keluarga, dan keterbukaan penyandang autis terhadap dunia luar.div %K Sekolah Khusus Autistik Fajar Nugraha, anak autis, sosialisasi %D 2011 %I UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta %L digilib5629