@phdthesis{digilib56500, month = {December}, title = {KONSEP MANUSIA SEMPURNA MENURUT IBNU MISKAWAIH DAN KONFUSIUS}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 17105010060 Misbahul Munir}, year = {2022}, note = {Pembimbing: Novian Widiadharma, S.Fil, M.Hum.}, keywords = {Manusia Sempurna, Ibnu Miskawaih, Konfusius, Insan Kamil, Junzi.}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/56500/}, abstract = {Agar tercapai kepuasan dan eksistensi manusia, maka sangat penting kiranya jika kita mengkaji untuk mengetahui konsep manusia sempurna. Sebab dengan ini manusia akan mencapai titik kepuasan serta paham status dan esensialnya terlebih eksistensinya. Pembahasan ini nanti akan menjadi sebuah topik yang mendasar dalam Agama dan Filsafat, baik modern ataupun diera tradisional. Menjadi manusia sempurna di muka bumi ini merupakan sebuah tujuan dari kehidupan manusia, sejak lahir manusia telah di berikan akal oleh Tuhan agar menjadi makhluk yang berpikir dan berjiwa sosial, sayangnya belakangan ini banyak sekali manusia tidak menggunakan pola pikirnya dengan baik, maka dari itu sangat penting adanya penelitian ini dengan tujuan agar manusia paham serta mengetahui eksistensinya. Dari sini muncul beberapa rumusan masalah yang harus pecahkan oleh penulis mengenai kehidupan manusia sebagai berikut: Apa yang dimaksud dengan manusia sempurna, bagaimana manusia sempurna atau insan kamil menurut Ibnu Miskawaih dan bagaimana konsep manusia sempurna ?Junzi menurut Konfusius?. Dalam hal ini penulis menggunakan metode komparasi dengan cara mengumpulkan berbagai sumber data baik dari internet ataupun langsung dari buku, lalu penulis membaca dan mencari jawaban serta jalan tengah antara pemikiran Ibnu Miskawaih dan Konfusius sekiranya layak dalam menjawab keresahan yang ada pada rumusan masalah tersebut. Hasil dari penelitian ini antara lain sebagai berikut: Pertama, kedua tokoh mengajarkan, ketika ingin mencapai tingkatan manusia sempurna maka, ego, nafsu dan amarah yang ada dalam diri manusia harus dioptimalkan terlebih dahulu dan hatinya harus bersih. Kedua untuk menjadi manusia sempurna maka kita harus sekap adil pada siapa pun dan senantiasa berbuat kebaikan. Ketiga untuk menjadi manusia sempurna harus memiliki kebebasan serta keberanian untuk mengutarakan argumentasinya dalam menegakkan kebaikan dan keadilan. Keempat agar menjadi manusia sempurna kita harus santun dan bisa menghormati orang lain serta mengajarkan kebaikan pada anak-anak kita. Kesimpulan: Hakikatnya makhluk hidup yang tidak bisa terlepas dari andil orang lain ialah manusia, ia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain, walaupun ada beberapa hal yang bisa ia lakukan sendiri, maka dari itu tolak ukur manusia sempurna ialah, bagaimana manusia dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari, manusia sempurna akan senantiasa melakukan kebaikan lebih mengutamakan orang lain daripada dirinya sendiri.} }