@phdthesis{digilib56788, month = {October}, title = {INTERAKSI SOSIAL KEAGAMAAN PADA MASYARAKAT PRINGWULUNG, CONDONGCATUR, YOGYAKARTA}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 18105040052 Adila Tara Nisawanda Duha Alfani}, year = {2022}, note = {Pembimbing: Abd. Aziz Faiz, M.Hum.}, keywords = {iInteraksi sosial; Latent Social Problem; collective pride}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/56788/}, abstract = {Manusia merupak bagian dari makhluk sosial yang tidak terlepas dari sebuah interaksi baik antarindividu sendiri maupun antar kelompok. Begitu juga dengan konflik sosial yang selalu hadir di tengah-tengah masyarakat. Padukuhan Pringwulung merupakan wajah dengan masyarakat yang memiliki latar belakang keagamaan yang berbeda yaitu Islam dan Katholik. Perbedaan kepercayaan agama yang terlihat tidak menjadi permasalahan bagi masyarakat di sana. Namun, justru dalam internal agama Islam memiliki permasalahan yang tidak nampak dikarenakan perbedaan doktrin yang dipercayai masyarakat sekitar. Hal demikian memiliki kaitan erat dengan latent social problem. Pada dasarnya, latent social problem tersebut dikarenakan adanya kebanggaan-kebanggaan individu maupun kelompok terhadap sesuatu yang melekat pada masing-masing diri individu ataupun kelompok, itulah yang dinamakan dengan collective pride. Penelitian ini menggunakan pisau analisis teori interaksi sosial keagamaan dan collective pride serta menggunakan dua konsep, yaitu interaksi antar dan interaksi internal. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian lapangan. Penelitian ini dilakukan di Padukuhan Pringwulung, Kalurahan Condongcatur, Kabupaten Sleman. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, verifikasi data, penarikan kesimpulan. Penelitian ini menghasilkan beberapa data. Pertama, potret interaksi sosial yang terbangun antara masyarakat muslim dengan non muslim di Pringwulung terjalin dengan baik. Beberapa aspek yang mendukung harmonisasi dalam sebuah interaksi yang terjalin yaitu kemanusiaan, saling menghargai dan pecaya. Sedangkan dalam internal agamanya sendiri terbagi menjadi beberapa organisasi keagamaan dan dari situlah timbul persaingan individu maupun kelompok. Kedua, pola interaksi antaragama yang ada di Pringwulung bersifat asosiatif dan internal agama terdapat latent social problem yang menyebabkan munculnya collective pride. Kebanggaan individu atau kelompok bahwa sesuatu yang mereka percayai merupakan suatu kebenaran mutlak yang disampaikan di ranah publik, sehingga memungkinkan terjadi permasalahan yang sifatnya masuk pada ranah individu.} }