%A NIM.: 18205010091 Laelatul Barokah %O Pembimbing: Prof. Dr. H. Abdul Mustaqim, M.Ag. %T KAJIAN KITAB TAFSIR NUSANTARA: STUDI KONSTRUKSI EPISTEMOLOGI DAN GHARIB AL-QUR’AN DALAM KITAB AL-UBAIRIZ FI TAFSIRI GHARAAIBIL QUR’AN AL-AZIZ KARYA KH. AHMAD MUSTOFA BISRI %X Fokus utama penelitian ini adalah konstruksi epistemologi dan kategori gharib Al-Qur’an yang terdapat dalam kitab Al-Ubairiz Fi Tafsiiri Gharaaibil Qur’aanil Aziiz karya KH. Ahmad Mustofa Bisri. Karya ini merupakan hasil catatan pribadi Gus Mus dalam mengisi pengajian rutinan setiap minggu di pesantren peninggalan ayahnya Raudlotut Tholibin Rembang Jawa Tengah. Permasalahan yang dirumuskan adalah (1) bagaimana konstruksi epistemologi penafsiran Gus Mus dalam kitab tafsirnya. (2) Bagaimana kategori gharīb Al-Qur’an dalam kitab Al-Ubairiz Fi Tafsiiri Gharaaibil Qur’aanil Aziiz. (3) Apa implikasi yang ditimbulkan dari konstruksi epistemologi penafsiran Gus Mus. Secara tipologis, kajian konstruksi epistemologi dan gharīb Al-Qur’an masuk dalam jenis kajian penelitian kualitatif yang berorientasi pada kajian literatur atau kepustakaan (library research).Teknik pengumpulan data primer dalam penelitian ini adalah dokumentasi data literer dan wawancara. Dalam menganalisis data yang terkumpul, penulis memanfaatkan teori epistemologi tafsir dan teori gharīb Al-Qur’an. Adapun analisis yang digunakan adalah deskripsi analisis. Ada tiga kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini. Pertama, dalam konstruksi epistemologi penafsiran Gus Mus dapat dimulai dari pemahaman hakikat tafsir menurut Gus Mus dalam pandangan penulis, dapat dibagi menjadi dua yaitu hakikat tafsir sebagai produk dan hakikat tafsir sebagai proses. Hakikat tafsir sebagai produk yaitu: pertama, Gus Mus tidak membatasi kitab-kitab -buku- tafsir dari madzhab tertentu dan tidak menyebutkan ideologi yang dianut. Kedua, tidak terpaku pada pola dan unsur-unsur yang sama layaknya sebuah kitab tafsir. Sedangkan hakikat tafsir sebagai proses yaitu: pertama, Gus Mus ingin menjadikan tafsir yang disusun dapat menjadi jawaban dan penjelasan atas apa yang terkandung dalam Al-Qur’an. Kedua Gus Mus menggunakan orientasi retrospektif. Orientasi ini terlihat dari produk penafsiran Gus Mus yang bersifat reproduksi dari tafsir-tafsir sebelumnya yaitu kitab Al-Ibriz dan Jalalain sebagai rujukan utama. Adapaun metode yang digunakan adalah metode tafsir ijmali. Sedangkan dalam menguji validitas tafsir, penulis menggunakan tiga teori, yaitu koherensi, korespondensi, dan pragmatisme. Kedua, Dalam proses pencarian data, penulis mengelompokan tafsir ini masuk dalam kategori gharīb al-ma’na. Adapun bentuk-bentuk gharīb nya adalah berdasarkan keragaman bahasa, kata mu’arrob, karakteristik bahasa, istilah Islam baru dan berdasarkan campuran bahasa lain. Ketiga, Implikasi yang ditimbulkan dari penafsiran Gus Mus yaitu: pertama, orientasi penafsiran yang retrospektif, tafsir Gus Mus bersifat reproduksi. Kedua, korelasi dengan kitab Al-Ibriz. Ketiga, dalam menafsirkan ayat fawatihussuwar, Gus Mus tidak menafsirkan huruf-huruf muqatta’ah di beberapa awal surat. Keempat, penggunaan bahasa Jawa-Indonesia dan aksara aksara arab pegona-latin. Kelima, Gus Mus hanya memilih beberapa kata yang ada dalam surat dan ayat. Keenam, Tafsir al-Ubairiz merefleksikan adanya fenomena diglosia. %K Al-Ubairiz; konstruksi epistemologi; Gharib Al-Quran %D 2022 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib56843