@mastersthesis{digilib56860, month = {January}, title = {TRANSENDENSI EKOLOGIS SEYYED HOSSEIN NASR}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 20205012009 Gebby Endra Saputra}, year = {2023}, note = {Pembimbing: Dr. Mutiullah, S.Ag, M.Hum}, keywords = {Trasendensi, Ekologis, Seyyed Hossein Nasr.}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/56860/}, abstract = {Isu-isu lingkungan menjadi persoalan yang krusial dan mengancam kehidupan manusia. Hutan merupakan wilayah yang mampu memberikan manfaat dan fungsi pada manusia, baik dalam jangka pendek dan jangka panjang. Krisis lingkungan yang terjadi belakangan ini karena manusia telah berupaya melupakan dan meninggalkan sisi spiritualitasnya, yaitu bahwa dalam diri manusia sebenarnya mempunyai keterhubungan dengan alam. Batasan penelitian ini, pada pemikiran Seyyed Hossein Nasr tentang krisis spiritual pada manusia modern. Penelitian ini penelitian kepustakaan (library research), yaitu penelitian dilakukan dengan cara menelusuri dan mengumpulkan terhadap karya-karya ilmiah tertuang dalam buku-buku, jurnal-jurnal, dan berbagai media yang membahas topik dalam penelitian ini. Pendekatan penelitian dideskripsikan, dieksploitasi dan dianalisis secara historis dan struktualis. Hasil dari penelitian ini ialah Pertama, pandangan Nasr tentang krisis lingkungan yang mengakibatkan pada krisis spiritual tentang manusia modern yakni: bahwa manusia modern kehilangan kepekaan terhadap sesuatu yang sakral akibat paham humanisme dan sekularisme. Manusia modern kehilangan aspek metafisika, sesuatu di balik aspek fisik-empiris. Kedua, gagasan Nasr tentang krisis lingkungan terhadap sains modern ialah banyak orang yang menyadari bahwa penerapan sains modern, seorang penyihir sains sampai beberapa dekade yang lalu benar-benar Barat dan telah menyebar ke seluruh penjuru dunia sehingga menyebabkan bencana lingkungan yang besar. Ketiga, transendensi Nasr menawarkan suatu alternatif atau solusi terhadap krisis lingkungan yang diakibatkan oleh krisis spiritual manusia modern. Asumsi yang dibangun oleh Nasr sebenarnya, ingin mengupayakan adanya dialektika dengan menawarkan jalan spiritualitas atau transendensi sebagai keseimbangan hidup tanpa adanya problem lain yang mendasari gagasannya. Keinginan yang dilakukannya merupakan bentuk kepedulian bahwa sains modern tidak memberikan alternatif atau solusi yang berarti sepanjang metode yang digunakan masih berkutat pada sisi rasionalitas. Termasuk kaitannya dengan sekuler yang Nasr kritik sebagai hasil dari kenyataan realitas yang terjadi, bahwa kerusakan alam karena sains jauh dari sikap spritualitas yang memumpuni.} }