%A AHMAD FIKRI - NIM. 06720030 %O Pembimbing: Dadi Nurhaedi, S.Ag., M.Si., %T DRESSED TO KILL MENAKAR EKSISTENSI DISTRO SEBAGAI SIMBOL PERLAWANAN GAYA DI YOGYAKARTA %X Perkembangan distro (Yogyakarta) memunculkan polemik, karena pada awalnya distro berdiri sebagai bentuk resistensi terhadap merek ternama dan kuasa kapitalis. Tetapi pada akhir-akhir ini, resistensi yang dilakukan distro perlu dipertanyakan lagi karena distro tidak hanya menjual atau membuat berbagai inovasi bahan pakaian indie, melainkan juga mencerminkan pergeseran peradaban, usaha manusia untuk merumuskan diri di tengah perubahan alam, budaya, dan ilmu pengetahuan. Sedangkan distro mampu mencuri perhatian mahasiswa terhadap merek, kerena ketergantungan terhadap merek telah bergeser, merek telah merasuki kehidupan mahasiswa secara mendalam. Hal ini yang memberikan kesempatan terhadap peneliti untuk melakukan penelitian ini untuk menyingkap fenomena distro tentang dijadikannya distro sebagai life style oleh mahasiswa Yogyakarta, resistensi, new capitalism, gemerlap kota dalam pembentukan identitas mahasiswa Yogyakarta. Penelitian ini terinspirasi dari teorinya David Chaney bahwa 'life style' merupakan pola-pola tindakan yang membedakan antara orang satu dengan yang lainnya, begitu juga dengan gaya. Lalu teorinya Jean P. Baudrillard yang mengatakan bahwa 'konsumsi' merupakan sistem yang menjamin regulasi tanda dan integrasi kelompok. Dikarenakan penelitian ini merupakan kajian life style, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yang sifatnya diskriptif, yaitu metode ini digunakan karena untuk mendeskripsikan aktor lokal, peristiwa, dan lokasi tertentu, yaitu dengan teknik penuturan kisah. Sedangkan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik focus group discussion (FGD) adalah diskusi kelompok, yakni pertanyaan sistematik kepada beberapa individu sebagai kelompok secara serentak, baik dalam setting formal maupun informal. Sedangkan untuk menganalisis data digunakan metode kualitatif yaitu pola pikir deduktif, pengambilan kuputusan dari umum ke khusus yang berupa gambaran mengenali suatu keadaan atau gejala yang tampak suatu kelompok sosial. Pendekatan ini, kemudian menganalisis dan mengklarifikasi sesuai fokus penelitian sehingga berkorelasi dengan pendekatan teori yang digunakan. Berdasarkan metode yang digunakan, maka terungkaplah bahwa faktor yang menjadikan distro sebagai reproduksi life style karena persoalan; gaya sebuah keharusan (dressed to kill), mahasiswa ingin tampil modis, merek menggiurkan, distro sebagai tempat hiburan, trend masa kini (uptudate), libido fashion, mode dan glokalisasi bahasa. Distro juga bukanlah bentuk resistensi terhadap kapitalis (merek ternama) karena di distro juga menjual merek ternama tersebut (Quiksilver, Billabong, Insight, Darbost, Ripcurl, Roxy, Insight, Rusty, Volcom). Distro telah menjadi new capitalism (harga pakaian yang ada di distro sama dengan harga yang ada di mall dan tempat perbelanjaan lainnya) dan distro sebagai budaya tanding terhadap kapitalis (mall, shopping centre dan tempat perbelanjaan lainnya). %K Style, Distro Reproduksi Life Style, Budaya Tanding %D 2011 %I UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta %L digilib5688