%0 Journal Article %A HOWARD M. REDERSPIEL, %D 2008 %F digilib:570 %I Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta %J /Jurnal/Al-Jamiah/Al-Jamiah No. 64-XII Th. 1999/ %K Islamic, Fundamentalism, Colonial, Indonesia, Persatuan, Revisitied %T ISLAMIC FUNDAMENTALISM IN LATE-COLONIAL INDONESIA : THE PERSATUAN ISLAM REVISITED %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/570/ %X Persatuan Islam, secara umum dikenal sebagai organisasi yang cukup berpengaruh dalam tulisan keislaman di Indonesia pada awal abad kedua puluh. Meskipun tidak banyak menaruh perhatian dalam bidang politik, namun ide-idenya yang modern dan fundamentalistis serta ideologinya yang murni mampu dianggap sebagai warisan yang penting dalam membentuk identitas Islam di Asia Tenggara. Organisasi yang didirikan oleh sekelompok cendekiawan muslim di Bandung pada tahun 1923 ini, mempunyai sistem pengajaran dengan pendekatan guru-murid, maka Persis mengunakan sistem klasikal. Berkaitan dengan materi yang diajarkan, 75% adalah pelajaran agama, dan 25% untuk pelajaran umum, khususnya dikelas-kelas dasar, adapun untuk kelas-kelas diatasnya perbandingannya adalah 50:50. Sebagai organisasi Islam, Persis mempunyai prinsip memajukan Islam dengan berdasar pada al-Quran dan al-Hadits. Para tokohnya menganggap diri mereka sebagai ulama baru yang berusaha membersihkan agama dari segala bidah, serta mengadaptasikan prinsip-prinsip agama pada kondisi kontemporer. Untuk menyebarkan ajaran-ajarannya digunakan majalah disamping sarana-sarana yang lain. Ada empat majalah yang diterbitkan antara tahun 1929-1941 yaitu; iPembela Islam, al-Lisan, at-Fatwa dan at-Taqwa./i Gerakan yang telah dilakukan Persis ini dapat disejajarkan dengan apa yag telah dilakukan oleh para pembaharu yang lain semisal al-Afghani, Abduh dan Rasyid Rida. b