%0 Conference Paper %A Mustari, - %B PROSIDING SEMINAR ANTARABANGSA LINGUISTIK DAN PEMBUDAYAAN BAHASA MELAYU ke-10 (SALPBM X) 2018 %C Hotel Perdana Kota Bharu, Kelantan %D 2018 %F digilib:57455 %K Syair Lebai Guntur, Raja Ali Haji, Budaya Melayu, %P 97-107 %T Syair Lebai Guntur (”Kawin Cina Buta”) Karya Raja Ali Haji dalam Konteks Budaya Melayu dan Ajaran Islam %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/57455/ %X Objek material penelitian ini adalah teks Syair Lebai Guntur (SLG) yang terdapat dalam Naskah Syair Suluh Pegawai (NSSP) karya Raja Ali Haji (RAH). Syair ini merekam jejak perilaku ‘aib’ sebagian masyarakat Melayu-Islam di suatu masa dahulu yang melakukan praktek kawin “Cina Buta”, yakni mencari muhallil (penghalal) bagi suami pertama (muhallal lahu) untuk rujuk kembali kepada isterinya yang telah di-thala’ ba’in (talak tiga). Persoalan dalam kertas kerja ini adalah: (1) Bagaimana praktek kawin “Cina Buta” itu dilakonkan dalam SLG; (2) Bagaimana tinjauan Islam terhadap praktek kawin “Cina Buta” tersebut?; Untuk menjawab pertanyaan itu, penelitian ini melakukan analisis kualitatif dengan merujukkan teks SLG kepada ajaran Islam tentang pernikahan dan perceraian. Temuan yang didapat adalah: pertama, diduga kuat bahwa praktek kawin “Cina Buta” di kalangan masyarakat Melayu-Islam merupakan fakta tersembunyi yang ditutup-tutupi karena hal tersebut merupakan ‘aib’; kedua, ajaran Islam tidak membenarkan mencari muhallil sebagai cara untuk rujuk kepada perkawinan yang telah jatuh thala’ ba’in atau talak tiga. Muhallil yang dibenarkan dalam Islam adalah yang berjalan alamiah tanpa rekayasa atau perancanan. Kata Kunci: Syair Lebai Guntur, Naskah Syair Suluh Pegawai, Kawin “Cina Buta”, Muhallil, muhallal lahu, Raja Ali Haji.