@incollection{digilib57607, volume = {1}, author = {MUNAWAR AHMAD}, booktitle = {Bunga Rampai Sosiologi Agama}, address = {Yogyakarta}, title = {Konvergensi-Simultantif: :Skup dan Metodologi Sosiologi Agama Kontemporer}, publisher = {Fakultas Fakultas Ushuluddin 8t Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakart}, year = {2015}, journal = {Bunga Rampai Sosiologi Agama}, pages = {133--150}, keywords = {penelitian agama; sosiologi agama; metode konvergen-simultantif}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/57607/}, abstract = {Sosiologi agama merupakan disiplin keilmuan yang tergolong masih muda di dalam sosiologi maupun keilmuan agama. Meski begitu, dalam catatan buku Emile Durkheim, ?sociology of religion?, sosiologi agama merupakan perkembangan ketiga di dalam sosiologi setelah revolusi Perancis dalam bidang politik dan revolusi industri di Eropa. Sosiologi agama disadari sebagai pembentuk dinamika dan relasi sosial. Termasuk pola relasi di dalam agama. Agama tidak hanya diartikan sebagai nstitusi, tetapi juga meliputi ajaran, pola pikir, pola relasi dan sebagai ideologi. Perubahan yang mendasar dan mengejutkan bagi peradaban manusia tersebut, disadari sekali oleh para pemerhati masyarakat, sangat berdampak terhadap dinamika masyarakat. Secara rekursif antara fakta revolusi dengan kehidupan sosial saling memberi bentuk. Hasilnya berupa pola dinamika dan relasi di dalam dan antar masyarakat itu sendiri. Para tokoh yang dianggap memberi perhatian terhadap ampak revolusi di dalam masyarakat mengembangkan isiplinnya dengan sebutan sosiologi. Mereka sebagai pendahulu sering diposisikan sebagai pencetus teori klasik di antaranya adalah Emile Durkheim, Max Weber, Georg Simmel, Karl Marx, Herbert Spencer, dan Auguste Comte di Eropa; dan Summer, Mead, Cooley,Thomas, dan Znaniecki di Amerika. Sedangkan para sosiolog masa kini di antaranya seperti Merton, Parsons, Homans, Blau dan Goffman, atau aliran-aliran teori sosiologi masa kini seperti fungsionalisme, nteraksionalisme simbol, teori konflik/teori kritis, teori aertukaran, pendekatan fenomonologis} }