eprintid: 57699 rev_number: 9 eprint_status: archive userid: 12243 dir: disk0/00/05/76/99 datestamp: 2023-04-03 06:54:19 lastmod: 2023-04-03 06:54:19 status_changed: 2023-04-03 06:54:19 type: experiment metadata_visibility: show contact_email: muchti.nurhidaya@uin-suka.ac.id creators_name: Moh Soehadha, - title: PELUH DAN ASAM DALAM SECANGKIR KOPI; Kehidupan Sosial Ekonomi Petani Kopi dan Gaya Hidup Penikmat Kopi di Warung Kopi dan Kafe ispublished: unpub subjects: K subjects: ek_masy divisions: pegawai full_text_status: restricted keywords: etimologis kopi; kopi luwak; robusta; budidaya kopi; warung kopi abstract: Makna kopi di kalangan petani produsennya yang berbeda dengan makna kopi di kalangan konsumennya di warung kopi dan café, menunjukkan perbedaan tentang budaya kopi di hulu dan di hilir. Kontras kehidupan keseharian petani dan konsumen kopi, menggambarkan bagaimana terdapat problem yang rumit tentang komoditas “emas hitam” ini di tingkat hulu dan hilir. Para petani kopi bisa jadi tidak pernah menikmati kopi yang terbaik yang ia hasilkan dengan peluh di seluruh tubuhnya di setiap harinya. Kondisi tentang kontras kehidupan petani kopi dan makna kopi di hulu, dengan kehidupan dan makna kopi di kalangan konsumennya di hilir ini, menarik dikaji dari perspektif antropologis, dan hasilnya akan menunjukkan kebaruan dalam studi tentang kopi dalam perspektif budaya. Mengingat studi-studi tentang kopi dalam perspektif budaya selama ini, umumnya dilakukan secara terpisah; di tingkat hulu tentang petani kopi di satu sisi, dan di tingkat hilir tentang budaya minum kopi di kalangan konsumennya. Untuk itu penelitian ini memberi fokus pada dua problem studi, yaitu pertama untuk mendapat pemahaman tentang kehidupan sosial ekonomi petani kopi. Kedua untuk memahami kontradiksi pemaknaan para konsumen kopi di perkotaan dengan kehidupan para petani di pedesaan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan prosedur penelitian kualitatif. Lokasi penelitian di wilayah hulu kopi dilaksanakan di Temanggung, Wonosobo dan Purworejo. Adapun mewakili wilayah hilir dilakukan penelitian terhadap Kafe dan warung kopi di Yogyakarta, Temanggung, Purworejo, Wonosobo, Klaten, dan Parepare. Pengumpulan data dilakukan dengan menerapkan metode etnografi partisipatoris. Peneliti tinggal di lokasi penelitian dan secara aktif terlibat dalam aktifitas para informan yang diteliti. Koleksi data penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik pengamatan terlibat (participant-observation), wawancara mendalam (indepth-interview), dan penggunaan data etnofotografi. Hasil Penelitian menunjukan bahwa tanaman kopi yang dari dulu tidak pernah disentuh oleh orang-orang muda di desa, sekarang mulai diminati dan menjadi pintu masuk berwirausaha di desa. Ini sisi positif trend kopi saat ini. Secara keseluruhan mulai nampak harapan nilai tambah komoditi di desa. Ada sepercik asa dari generasi muda yang mulai mencintai profesi bertani, dan menganggap bahwa bertani kopi adalah profesi yang telah meningkatkan citra profesi petani. Karena kopi “memiliki kelas”, ada gengsi atau prestise di dalam “kopi”. Ada asa dengan hadirnya para petani pioner yang cukup memberi rasa optimis, karena petani pioner muncul dari kalangan muda. Petani pioner muda dapat menyatukan kopi di tingkat hulu dan hilir dengan usaha kafe rumahan. Penguasaan proses pasca panen, tersedianya mesin roasting, dan membidik pasar kopi lokal adalah kunci dari keberhasilan untuk membangun usaha di bidang perkopian di pedesaan. date: 2021-12-30 citation: Moh Soehadha, - (2021) PELUH DAN ASAM DALAM SECANGKIR KOPI; Kehidupan Sosial Ekonomi Petani Kopi dan Gaya Hidup Penikmat Kopi di Warung Kopi dan Kafe. [Experiment] (Unpublished) document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/57699/1/Dr.%20Moh%20Soehadha%2C%20S.Sos.M.Hum.-HAKI%20Kopi.pdf