@unpublished{digilib57763, month = {November}, author = {Ahmad SALEHUDIN}, address = {Yogyakarta}, title = {Suara Lirih Komunitas Pesantren Merespon Perubahan Iklim: Studi Pondok Pesantren Aswaja Lintang Songo Bantul, Asy-Syarifiy Lumajang, dan Pondok Wali Sembilan Tuban}, type = {Project Report}, publisher = {UIN Sunan Kalijaga}, institution = {UIN Sunan Kalijaga}, year = {2022}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/57763/}, abstract = {Banyak agama yang mempromosikan memainkan peran dalam mendukung pelestarian lingkungan (Boyd, 1984; Kinsley, 1994; Palmer dan Finlay, 2003) dan pembangunan berkelanjutan (Taylor 1995; White dan Tiongco, 1997; Belshaw, dkk. 2001). Hanya saja, walau agama diyakini memiliki kekuatan moral dan etika untuk melestarikan lingkungan, dan menopang pembangunan berkelanjutan, tetapi pada kenyataannya kerusakan lingkungan banyak dilakukan oleh orang-orang beragama, sehingga muncul anggapan bahwa agama merupakan sumber dari krisis ekologi. Adanya gap antara idealitas agama pada satu sisi dan prilaku orang-orang beragama terhadap alam pada sisi yang lain mendorong munculnya anggapan bahwa melibatkan agama dalam upanya konservasi tidak selalu mudah, terutama untuk mengimplementasikan nilai-nilai moral dan etika agama ke dalam tindakan.} }