%0 Thesis %9 Skripsi %A USNUL NGAKIBAH - NIM. 03531346, %B /S1 - Skripsi/Fakultas Ushuluddin/ %D 2011 %F digilib:5784 %I UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta %K tafsir Jami' al-Bayan, Shirat dan Sabil %T PENAFSIRAN SHIRAT DAN SABIL DALAM TAFSIR JAMI' AL BAYAN 'AN TA'WIL AY AL QU'RAN KARYA IBN JARIR AL TABARI %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/5784/ %X ABSTRAK Term kata shirat dan Sabil dalam Al-Qur'an memiliki berbagai derivasi makna kata diantaranya adalah Kata Shirat yang memiliki arti quot;jalan quot;, namun adapula yang mengartikan Shirat dengan Agama Islam, dan Al-Qur'an, tergantung dengan kata yang mengikutinya. Sedangkan mustaqim bermakna tegak lurus. Menurut Ibnu Faris, akar kata tersebut berkisar pada dua makna pokok yaitu quot;terbentangnya sesuatu quot; contohnya asbaltus-sitra (artinya; saya mengulurkan tabir itu), atau asbalatis-sama'u ma'aha / bima'iha (artinya;langit melepaskan airnya). Makna kata sabil pun tidak jauh berbeda dengan makna quot;jalan quot;, namun memiliki arti yang sedikit bervariasi dan adapula makna sabil yang dapat menjerumuskan seseorang ke jalan yang sesat dan kemungkaran. Dalam al-Qur'an kata shirat dalam al-Qur'an ditemukan sebanyak 45 kali, kesemuanya dalam bentuk tunggal, 32 kali diantaranya dirangkaikan dengan kata mustaqim, sedangkan selebihnya bersambung dengan berbagai kata seperti as-sawiy, as-sawa, atau al-jahim, dan adapula kata Shirat yang dinisbahkan kepada Tuhan seperti sirataka, sirati, sirat al-aziz al-hamid dan sebagainya. Sedangkan kata as-sabil dalam al-Qur'an terulang sebanyak 166 kali; sedangkan bentuk jamaknya, subul terulang sebanyak 10 kali sehingga jumlah keseluruhannya 176 kali. Kata sabil mempunyai berbagai macam kategori seperti yang menunjuk dan pola hidup yang sesuai dengan tuntunan dari Allah SWT seperti kata Sabilullah, Sabili, Sabilihi atau juga dirangkaikan dengan hamba-hamba Tuhan yang taat dan yang durhaka sabil al-mustaqim dan sabilul al-mujrimin. Dengan demikian, banyak kata sabil (banyak jalan), yang menyebabkan seseorang harus berhati-hati supaya tidak terjerumus dalam kesesatan. Penelitian ini bersifat kepustakaan murni (Library Research) yang didasarkan pada metode tafsir maudhu'i, yakni dengan cara menghimpun ayat-ayat al-Qur'an yang memiliki maksud yang sama dan membahas satu topik masalah kemudian menganalisanya dari berbagai aspek. Penelitian ini memaparkan penafsiran tokoh klasik, Abu Ja'far Muhammad Ibn Jarir al-Tabari dengan tafsirnya quot;Jami' al-Bayan 'an ta'wil ay al-Qur'an, yang merupakan tafsir yang bersifat ensiklopedis dan komprehensif. Tafsir tersebut menguraikan kata-kata dalam terminologi dalam Bahasa Arab disertai dengan struktur linguistiknya, sehingga pemikirannya murni mengambil dari pendapat Sahabat dan para Tabi'in. %Z Pembimbing : Drs. H. Muhammad Yusron, M.A.