%A NIM.: 05360047 Joni Suherman %O Pembimbing: Drs. Ahmad Patiroy, M.Ag dan Fathorrahman, S. Ag., M. Si %T KEPEMIMPINAN PKB PASCA GUS DUR: ANTARA PEMIKIRAN A. MUHAIMIN ISKANDAR DAN ZANNUBA ARIFAH CHAFSOH %X Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memiliki sikap politik berdasarkan nilai-nilai dan ajaran agama universal yang sifatnya membebaskan. Landasan ideoligisnya menyesuaikan dengan tradisi NU. Dalam perjalanannya, konflik-konflik internal partai senantiasa mewarnainya. Konflik antara Gus Dur berhadapan dengan Muhaimin Iskandar adalah konflik yang banyak menyita perhatian publik. Dari konflik inilah kemudian PKB terpecah menjadi dua kubu, yakni PKB kubu Yeni Wahid dan PKB kubu Muhaimin Iskandar. Masing-masing mengeklaim sebagai partai yang resmi, hingga akhirnya putusan kasasi Mahkamah Agung (MA) memenangkan PKB pimpinan Muhaimin Iskandar dan menolak gugatan kubu Yenny Wahid. Penelitian ini mengkaji mengenai bagaimana tipologi kepemimpinan Muhaimin Iskandar dan Zanubbah Arifah Chafsoh dalam melihat dinamika politik PKB. Kemudian apa persamaan dan perbedaan orientasi kepemimpinan Muhaimin Iskandar dan Zanubbah Arifah Chafsah dalam membangun PKB. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menelusuri pengaruh kepemimpinan Muhaimin Iskandar dan Zanubbah Ariffah Chafsah dalam memimpin PKB. Selain itu juga menelaah sejauh mana persamaan dan perbedaan kepemimpinan Muhaimin Iskandar dan Zanubbah Ariffah Chafsah. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Sifat penelitian ini adalah yuridis-normatif. Artinya, penulis melakukan telaah kritis terhadap pemikiran Muhaimin Iskandar dan Zanubbah Arifah Chafsoh, pengaruh terhadap kebijakan politik di PKB berdasarkan kepada data dari karya-karya kedua tokoh, statemen-statemen kedua tokoh dalam forum seminar dan lain lain. Analisis yang dikembangkan oleh penulis adalah deskriptif dengan cara membandingakan tipologi Muhaimin Iskandar dan Zanubbah Arifah Chafsoh dalam melihat dinamika politik PKB. Upaya ini dilakukan untuk mendapatkan persamaan dan perbedaan dari pemikiran kedua tokoh tersebut. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah di bawah pimpinan Muhaimin Iskandar, akses dan peluang untuk merapat dengan kekuasaan bagi PKB lebih besar. Sementara Yenny Wahid melihat PKB sebagai kendaraan politik memang diperlukan, tetapi yang jauh lebih penting adalah memastikan bahwa ide-ide politik Gus Dur dalam membela kebenaran tetap berjalan apa pun wadahnya. Muhaimin Iskandar dan Yenny Wahid sama-sama menggunakan asas ke-Nu-an. Bila melenceng dari garis-garis NU, nasib PKB akan kesulitan untuk bisa bangkit. Sikap politiknya antara keduanya tidak mau melangkahi tradisi NU. %K Muhaimin Iskandar, Zannuba Arifah Chafsoh, Kepemimpinan PKB, Parpol %D 2011 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib57989