@phdthesis{digilib58132, month = {July}, title = {KONSEP ETIKA DALAM PEMBELAJARAN (STUDI KOMPARATIF KITAB WASAYA AL-ABA? LI AL-ABNA? DAN KITAB ADAB AL-?ALIM WA AL-MUTA?ALLIM)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 04410849 Ahmad Nasikhin}, year = {2011}, note = {Pembimbing: Dr. Mahmud Arif, M.Ag.}, keywords = {Syaikh Muhammad Syakir Al-Iskandar, KH. Hasyim Asy?ari, Etika Pembelajan}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58132/}, abstract = {Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan, menganalisis perbandingan konsep etika pembelajaran menurut Syaikh Syakir al-Iskandari dalam kitab Wasa{\ensuremath{>}}ya{\ensuremath{>}} al-A{\ensuremath{<}}ba? li al-Abna{\ensuremath{>}}? dengan KH. Hasyim Asy?ari dalam kitab A{\ensuremath{<}}dab al-A{\ensuremath{<}}lim wa al-Muta?alim. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangsih bagi dunia pendidikan, atau paling tidak menjadi alternatif wacana pembentukan karakter dan kepribadian peserta didik, untuk pertimbangan para pemangku pendidikan atau guru. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, melalui pustaka (library research). Dalam hal ini, kitab Wasa{\ensuremath{>}}ya{\ensuremath{>}} al-A{\ensuremath{<}}ba? li al-Abna{\ensuremath{>}}? dan kitab A{\ensuremath{<}}dab al-A{\ensuremath{<}}lim wa al-Muta?alim menjadi obyek formal penelitian. Metode pengolahan data yang dipakai adalah metode deskriptif-analitik, yaitu setelah data terkumpul, kemudian diklasifikasikan sesuai dengan masalah yang dibahas dan dianalisa isinya (content analysis). Atau membandingkan data yang satu dengan yang lainnya, kemudian diinterpretasikan kemudian disimpulkan. Hasil penelitian menunjukkan: Dalam kitab A{\ensuremath{<}}dab al-?A{\ensuremath{<}}lim wa al-Muta?allim, Kyai Hasyim memperinci dengan jelas empat etika murid, yakni: Etika murid terhadap dirinya sendiri,etika murid terhadap gurunya, etika murid terhadap pelajarannya, etika murid terhadap kitabnya. Sementara itu dalam kitab Was\}a{\ensuremath{>}}ya{\ensuremath{>}} al-A{\ensuremath{<}}ba{\ensuremath{>}}? li al-Abna{\ensuremath{>}}?, Syaikh Sya{\ensuremath{>}}kir tidak memperinci satu persatu seperti pada kitab A{\ensuremath{<}}dab al-?A{\ensuremath{<}}lim wa al-Muta?allim. Penyusun membagi mengelompokkan sendiri dan menggabungkan sendiri mengacu seperti pola pembagian kitab A{\ensuremath{<}}dab al-?A{\ensuremath{<}}lim wa al-Muta?allim. Dari hasil pengolahan ini, maka penyusun mengelompokkan macam-macam etika sebagai berikut: etika murid terhadap dirinya sendiri, etika murid terhadap gurunya, etika murid terhadap pelajarannya, etika murid terhadap teman dalam belajar. Kyai Hasyim tidak membahas etika murid terhadap teman dalam belajar seperti yang di tulis oleh Syaikh Sya{\ensuremath{>}}kir, sebaliknya Syaikh Sya{\ensuremath{>}}kir juga tidak membahas etika murid terhadap kitabnya seperti yang dikupas oleh Kyai Hasyim. Namun dalam etika selain itu, kedua ulama? tersebut sama-sama membahasnya. Dalam pembahasan itu, keduanya ada persamaan dan perbedaan. Perbandingan antara kedua kitab tersebut adalah sebagai berikut: Pertama, etika murid terhadap dirinya sendiri: (1) Persamaannya:aspek spiritual, aspek psikologi, dalam hal interaksi, anjuran untuk menyadari potensi diri, fitrah, serta kualitas diri. (2) Perbedaannya: aspek teknis, mengingat jasa orang tua, menjaga pergaulan dengan lawan jenis, aspek jasmaniah. Kedua, etika murid terhadap gurunya: (1)Persamaannya: aspek teknis, interaksi pelajar sebagai penuntut ilmu, penempatan guru di posisi agung. (2) Perbedaannya: spiritual khusus, aspek manusiawi. Ketiga, etika murid terhadap pelajarannya. (1) Persamaannya: penerapan etika ketika berlangsungnya pelajaran, penerapan etika pasca pembelajaran. (2) Perbedaannya: aspek teknis, pemanfatan waktu, mengingat viii ujian pelajaran, anjuran berhati-hati menanggapi ikhtilaf ulama?.Tetapi perbedaan yang ada dalam kedua kitab diatas bukanlah perbedaan yang bersifat kontradiktif (bertentangan). Sehingga justru akan saling melengkapi dan menyempurnakan bentuk-bentuk etika dalam pembelajaran.} }