TY - THES N1 - Pembimbing: Dr. Moh. Damami M.Ag ID - digilib58395 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58395/ A1 - Gufronul Mubarok, NIM.: 04541780 Y1 - 2011/08/25/ N2 - Dalam kehidupan sosial, peran-peran setiap aktor tak bisa lepas dari konstruk lingkungan sosial. Bahkan, tak jarang aktor harus mendefinisikan dirinya menurut kehendak lingkungannya. Hal ini turut dirasa oleh para perempuan seni tradisi. Satu sisi para perempuan seni tradisi mendapat pujian dari para pengagumnya, sisi yang lain para perempuan seni tradisi menjadi ladang caci maki. Tentu, hal ini tentu tak lepas dari kontruk sosial yang dibangun oleh masyarakat dalam memandang seorang perempuan seni tradisi. Hal serupa turut menghiasi wajah para perempuan seni tradisi di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Para penari Gandrung di sana menghadapi dilema. Belum lepas stereotype yang dikalungkan pada mereka, sebagai wanita ?penghibur?, mereka juga harus menghadapi ?jerat hukum? dari kalangan kaum santri yang menganggap pekerjaan mereka sebagai hal yang dilarang agama. Ada dua persoalan yang menjadi fokus penelitian skripsi ini, pertama, bagaimana hubungan antara penari Gandrung dengan kaum santri apakah terjadi konflik. Kedua, bagaimana penari gandrung mempertahankan eksistensinya di tengah kaum santri. Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) tentang konflik yang terjadi antara santri dan penari gandrung di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Jenis data yang penulis pergunakan dalam peneltian ini adalah primer dan sekunder Teknik pengumpulan data menggunakan observasi atau pengamatan secara langsung. Untuk mengumpulkan sumber lisan penulis menggunakan metode interview dan dokumentasi untuk mengumpulkan sumber primer serta sekunder. Menghadapi kaum agamawan yang menjadikan normatifitas agama sebagai pedoman mutlak dalam menjalani hidup tentu bukan hal mudah. Apalagi jika hal itu tidak lahir dari agama atau mendapat sandaran dasar agama. Mempertemukan antara Islam dalam kerangka normatif dengan sebuah kesenian tradisi yang lahir dari garbah kebudayaan bukanlah hal yang mudah. Persinggungan keduanya bisa melahirkan konflik. Mengahadapi masyarakat yang beragam persepsi ini, seorang penari gandrung harus berjuang mempertahankan identitasnya sebagai seorang perempuan seni tradisi. Tentu bukan hal mudah, di kucilkan oleh sebagian masyarakat adalah salah satu akibatnya. Selain itu, makin derasnya arus globlalisasi yang menjadikan pasar sebagai senjatanya, tak urung menempatkan para pewaris kesenian tradisi ini di tepi kepunahan. PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - Kesenian Gandrung KW - Santri KW - Tradisi M1 - skripsi TI - EKSISTENSI PEREMPUAN SENI TRADISI DI TENGAH KAUM SANTRI (STUDI ATAS PENARI GANDRUNG DESA KEMIREN, KECAMATAN GLAGAH, KABUPATEN BANYUWANGI, JAWA TIMUR) AV - restricted EP - 87 ER -