TY - THES N1 - Pembimbing: Fahruddin Faiz, S.Ag, M.Ag dan Dr. Syafan Nur,MA ID - digilib58397 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58397/ A1 - Akhmad Azmir Zahara, NIM.: 05510044 Y1 - 2011/10/03/ N2 - Kajian tentang manusia merupakan wacana yang selalu aktual dibicarakan dan selalu menjadi pembahasan yang menarik. Berbicara tentang manusia maka yang tergambar dalam fikiran adalah berbagai macam perfektif, ada yang mengatakan manusia adalah hewan rasional (animal rasional), Ada yang menyebut manusia pada hakikatnya manusia bukanlah sebagai viator mundi, melainkan sebagai faber mundi. Sedangkan yang lain mengatakan manusia sebagai Insan. Namun pada konteks modern sekarang ini, manusia modern dianggap belum mampu mencapai kesimpulan lengkap mengenai dirinya sendiri. Maka daripada itu, pembahasan secara intensif mengenai manusia, perlu untuk diajukan kembalikan. Ali Syari?ati (1933-1977) merupakan pemikir Islam yang memberikan perhatian cukup besar terhadap persoalan-persoalan manusia. Dengan pemikiran eklektis yang disandingkan dengan Islam, Syari?ati menegaskan bahwa masalah eksistensi dan proses kemajuan manusia haruslah menjadi tujuan utama setiap peradaban yang ingin membangun manusia dan masyarakatnya. Sayangnya menurut Syari?ati, peradaban modern telah memunculkan tragedi kemanusiaan. Berangkat dengan pernyataan ini penulis mengajukan pertanyaan sebagai rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu, bagaimana kategori manusia dan bagaimana konsep manusia tercerahkan dan tanggung jawab sosial menurut Ali Syari?ati? Dengan mengunakan pendekatan historis dan sosiologis, menggunakan metode deskriptif, Interpretasi dan analisis dapat dihasilkan kesimpulan sebagai berikut: Pertama, manusia dalam pemikiran Syari?ati terdiri dari kategorikategori, yakni; (a) Khalifah; manusia sebagai wakil Tuhan yang memiliki intelektual (pengetahuan). Dengan ilmu pengetahuan manusia memperoleh kesadaran-diri. (b) Manusia dua dimensional; manusia yang memiliki kebebasan. Hal ini ditunjukan Syari?ati berdasar proses penciptaan manusia dengan dua subtansi yang berbeda (materi dan spritual) yang memiliki dua arah dan kecendungan ?yang satu membawa kehakekat yang rendah, dan disisi lain cenderung naik ke puncak spiritual tertinggi. (c) Insa>n; Dimensi manusia ?menjadi? yang menegasikan adanya ?basya>r? ?dengan memiliki tiga sifat (atribut) yang melekat dan saling berkaitan satu sama lain, ketiga atribut tersebut ialah: kesadaran diri, kemauan bebas dan kreativitas (daya cipta). (d) Manusia tercerahkan; manusia yang sadar akan keadaan kemanusiaan serta setting kesejarahannya dan kemasyarakatnya. Berkembangnya mazhab pemikirang barat, dianggap Syari?ati telah memberikan kemunduran bagi manusia, oleh karenanya Syari?ati mengkritik mazhab pemikiran barat. Kedua, sebagai manusia tercerahkan, ia memiliki tanggung jawab sosial ?dimana masyarakat telah terpolarisasi dan terbelengu oleh penindasan. Manusia tercerahkan membutuhkan ideologi, Syari?ati menegaskan bahwa Islam sebagai ideologi akan menegasikan penindasan menuju persamaan dan keadilan. Adapun kontribusi dari penelitian ini, diharapkan secara teoritik dapat memberikan sumbangan kajian tentang gagasan-gagasan Ali Syari?ati tentang manusia. Secara praksis dapat memberikan inspirasi bagi gerak mahasiswa maupun civitas akadimika bagi perubahan yang lebih baik lagi. PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - Ali Syari?ati KW - Sosial Politik Iran KW - Dialektika Manusia M1 - skripsi TI - MANUSIA DALAM PEMIKIRAN ALI SYARI?ATI AV - restricted EP - 122 ER -