relation: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58453/ title: KEKUASAAN KYAI DALAM KOMUNITAS PESANTREN KHUSUS WARIA SENIN-KAMIS AL-FATAH NOTOYUDAN PRINGGOKUSUMAN GEDONGTENGEN YOGYAKARTA creator: Endang Supriadi, NIM.: 08540031 subject: Sosiologi Agama subject: Pondok Pesantren description: Penelitian ini mengambil fokus kajian kekuasaan kyai dalam komunitas Pesantren Khusus Waria Senin-Kamis di Yogyakarta. Tema kajian skripsi ini adalah bentuk kekuasaan kyai di Pesantren Khusus Waria, adanya pergeseran penyebutan nama kepada guru agama, dan faktor-faktor penyebab kekuasaan kyai tidak mutlak. Rumusan masalah yang hendak dijawab dalam penelitian skripsi ini yaitu pertama, bagaimana bentuk kekuasaan kyai di Pesantren Khusus Waria yang ada di Yogyakarta. Kedua, mengapa kekuasaan kyai di Pesantren Khusus Waria berbeda dengan kecenderungan kekuasaan kyai di pesantren pada umumnya. Kerangka teori yang dipakai dalam penelitian skripsi ini adalah teori pertukaran sosial Peter M. Blau. Metode penelitian yang dipakai adalah metode kualitatif. Subyek penelitian ini adalah kyai atau ustadz dan santri waria di Pesantren Khusus Waria Yogyakarta. Analisa data dalam penelitian skripsi ini menggunakan analisa deskriptif-analitis. Pendekatan dalam penelitian ini memakai pendekatan sosiologis. Dari hasil penelitian ini, dapat penyusun pahami bahwa bentuk kekuasaan kyai di Pesantren Khusus Waria ini simetris (seimbang) tidak terlihat adanya superordinasi dan subordinasi. Sehingga kekuasaan kyai di Pesantren Waria tidak mutlak, dan pergeseran penyebutan nama panggilan kepada guru agama, karena situasi Pesantren Khusus Waria yang membentuk hal tersebut. Tentunya ada faktor-faktor yang membentuk kekuasaan kyai di Pesantren Khusus Waria tidak mutlak; pertama, keadaan pesantren yang notabene khusus waria ini menjadi problem bagi kaum waria sendiri ketika dihadapkan kepada statusnya yang masih dipertanyakan masyarakat. Kedua, situasi agama di Pesantren Khusus Waria sampai sekarang masih menyimpan banyak pertanyaan orang banyak. Ketiga, situasi dalam melakukan ritual seperti halnya shalat. Ketiga situasi di atas menggambarkan fakta yang riil terjadi di sebuah lembaga pesantren. Dalam hal ini santri sudah mampu mendefinisikan sesuatu yang mereka ketahui, sehingga apa yang merupakan hasil interaksi dengan lingkungan bisa di laksanakan sesuai dengan kemampuannya. Meskipun apa yang telah dilakukan santri waria tidak sepenuhnya hasil perintah dari kyai atau ustadz, di sisi lain mereka pun masih menghormati kyai atau ustadz karena dengan bimbingan mereka para santri waria bisa mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk menurut normativitas agama date: 2011-10-19 type: Thesis type: NonPeerReviewed format: text language: id identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58453/1/BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf format: text language: id identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58453/2/BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf identifier: Endang Supriadi, NIM.: 08540031 (2011) KEKUASAAN KYAI DALAM KOMUNITAS PESANTREN KHUSUS WARIA SENIN-KAMIS AL-FATAH NOTOYUDAN PRINGGOKUSUMAN GEDONGTENGEN YOGYAKARTA. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.