TY - THES N1 - Pembimbing: Dr. Mansur, S.Ag., M.Ag. ID - digilib58468 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58468/ A1 - Reza Fahlevi, S.H, NIM.: 20203012015 Y1 - 2023/01/11/ N2 - Melanjutkan estafet keturunan yang merupakan kodrat alamiah pada manusia itu sendiri, akhir-akhir ini seakan berbenturan dengan paradigma baru, yaitu childfree. Secara definitif, childfree diartikan sebagai kesepakatan antara pasangan suami dan istri untuk tidak memiliki anak. Paradigma tersebut kemudian menandai bahwa adanya peralihan (cancel-culture) yang terjadi pada konstruksi masyarakat Indonesia, yang semula memandang perkawinan sebagai pengabsahan hubungan seksual antara dua individu dalam membentuk sebuah keluarga, dalam tujuannya untuk regenerasi seakan telah bergeser dalam realitasnya. Childfree dengan beberapa pengikutnya yang tergabung di beberapa komunitas childfree Indonesia khususnya di media sosial, disinyalir membawa misi menunjukan identitas ke ruang publik. Berdasarkan problem tersebut, penting kiranya untuk memiliki analisa melalui pendekatan yang bersifat sosio-humanis yang kemudian terkonsepsikan pada Maq??id al-Usrah dalam dimensi Maq??id asy-Syar??ah. Fitur kompatibel tersebut akan mampu untuk menyoroti bagaimana childfree dianggap sebagai idelisme yang secara utuh menegasikan pembentukan konsep idealnya sebuah keluarga. Adapun rumusan permasalahan dalam penelitian ini membahas mengapa komunitas childfree Indonesia mulai tumbuh dan bermunculan di Indonesia, selain itu penelitian ini membahas bagaimana kemudian Maq??id al-Usrah sebagai piranti analisa mencoba melakukan tinjauan terhadap konsep childfree yang dipahami komunitas childfree Indonesia di media sosial Instagram. Penelitian ini menunjukan bahwa fenomena childfree mulai dikenal sebagian khalayak ramai ketika banyak publik figur memilih untuk hidup bebas anak. Era digitalisasi media menjadikan publik figur memiliki peran sebagai opinion leader, hal ini memengaruhi proses penerimaan muatan informasi oleh masyarakat. Perkembangan ini menghantarkan pergeseran dimensi kehidupan manusia yang meliputi kebudayaan, sosial, politik, ekonomi, maupun kondisi psikososial. Dari hal tersebut, muncullah beberapa komunitas childfree yang tersebar di akun di media sosial untuk sharing terkait keputusan hidupnya. Komunitas childfree Indonesia memiliki pemahaman dan motif dalam pilihan tindakannya. Selanjutnya, angka kemiskinan, kualitas pendidikan, ekonomi, dan tingginya angka kriminalitas patut menjadi alasan childfree mendapatkan ruang kemaslahatan. Ruang tersebut dapat dilihat melalui aspek rinci Maqasid al-Usrah, yang antara lain: Tanzim al-?Ilaqah baina al-Jinsayn; Hif? an-Nasl, Ta?qiq as-Sakan, wa al-Mawaddah wa ar- Ra?mah; Tanzim al-Janib al-Mu?assis li al-Usrah; Tan?im al-Mal li al-Usrah, yang dipergunakan untuk menganalisa childfree yang dipahami sebagai hak oleh komunitas childfree Indonesia. Lebih jauh, kesepakatan suami-istri untuk merajut keharmonisan dengan childfree mendapati kesesuaian terhadap Maq??id al-Usrah dengan aspek-aspek tertentu sebagai pengecualian, yang kemudian dianalisa dari motif pengikut childfree. Hal ini diperkuat dengan penolakan Jamal ad-Din ?A?iyyah, bahwa setiap perkawinan tidak harus berimplikasi pada regenerasi. PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - childfree; maqasid al-usrah; Indonesian Childfree Community M1 - masters TI - KONSEP CHILDFREE DALAM TINJAUAN MAQASID AL-USRAH (Studi Analisis Terhadap Komunitas Childfree Indonesia di Instagram) AV - restricted EP - 148 ER -