eprintid: 58879 rev_number: 11 eprint_status: archive userid: 12243 dir: disk0/00/05/88/79 datestamp: 2023-05-25 08:18:01 lastmod: 2023-05-25 08:18:01 status_changed: 2023-05-25 08:18:01 type: thesis metadata_visibility: show contact_email: muchti.nurhidaya@uin-suka.ac.id creators_name: Luqman Hakim, NIM.: 18205010085 title: PREDIKSI EKONOMI DENGAN PERBINTANGAN REINTERPRETASI HADIS MUSNAD AHMAD 2697 DENGAN MA’NA CUM MAGHZA ispublished: pub subjects: 2x2.1 subjects: A divisions: Qur_had full_text_status: restricted keywords: Arab Jahiliyyah; Ilmu nujum; perbintangan; masa jahiliyyah; masa modern note: Pembimbing: Dr. Ali Imron, S.Th.I, M.S.I. abstract: Penelitian ini membahas hadis larangan mempelajari ilmu perbintangan dalam Musnad Ahmad 2697 kaitannya dengan astrologi finansial yaitu ilmu untuk memprediksi harga dengan siklus perbintangan. Hasil menunjukkan bahwa tidak ada kaitan antara perbintangan dengan ekonomi. Yang sebenarnya terjadi adalah siklus tahunan ekonomi membuat kebiasaan naiknya harga seperti saham dan emas terjadi bersamaan dengan munculnya suatu rasi bintang sehingga seolah-olah keduanya berkorelasi. Adapun klaim bahwa bintang-bintang mempunyai gelombang elektromagnetik yang mempengaruhi perasaan manusia sehingga mempengaruhi keputusan jual beli dan menggerakkan harga telah dibantah oleh penelitian lain dan tidak terbukti. Metode astrologi finansial yang berusaha membandingkan antara korelasi data harga dari ribuan saham/komoditas dengan banyak bintang juga terkesan hanya mencari kebetulan kesamaan dengan melupakan jutaan momen lain yang berbeda. Istilah astrologi finansial hanya dijadikan branding untuk pemasaran signal trading di media sosial. Makna historis dari kata nuju>m dari hadis Musnad Ahmad 2697 adalah bintang-bintang, dan kata ini mengalami diakroni/perubahan makna. Pada masa pra kenabian ilmu perbintangan dimaknai sebagai ilmu mistis dan media sihir yang dapat menentukan nasib baik dan sial manusia sebagaimana disebut dalam syairsyair jahiliyyah. Pada masa pertengahan Islam ilmu perbintangan dimaknai dalam ranah ilmiah yang digunakan untuk menentukan arah kiblat, waktu sholat, petunjuk arah/navigasi, dan kalender pertanian. Pada masa modern ilmu perbintangan dimaknai sebagai objek penelitian dan diintegrasikan dengan disiplin ilmu yang lebih luas seperti ekonomi, biologi, kimia, dan fisika. Signifikansi fenomenal historis (al-maghza> al-tārikhi>) dari hadis tersebut adalah perintah untuk menjaga akidah, karena sihir dan ilmu nujum yang dimaksud tersebut sama-sama menyekutukan Allah serta meyakini ada kekuatan selain Allah yang dapat memberikan manfaat dan musibah. Hirarki hadis tersebut termasuk kategori perintah/instruksi karena konteks budaya pagan Arab jahiliyyah menjadikan Nabi mengharamkan ilmu nuju>m, sedangkan untuk saat ini hukum mempelajari astrologi finansial memerlukan kontekstualisasi ulang karena metodologi berpikir manusia cukup untuk mengungkapkan kausalitas yang sebenarnya terjadi dan tidak lagi percaya klenik. Adapun signifikansi fenomenal dinamis dari hadis yang dapat diaplikasikan dalam konteks kekinian adalah: (1) Kewajiban menggunakan logika dan akal sehat dalam belajar dan mengamati fenomena alam sekitar, (2) Kewajiban mengimani bahwa hanya Allah yang mengetahui secara mutlak peristiwa-peristiwa gaib di masa depan, (3) Islam menerima logika kausalitas dengan keimanan bahwa terjadinya peristiwa atas izin dan kuasa Allah, (4) Islam menolak penyembahan terhadap makhluk seperti bintang-bintang, jin, patung, dan sebagainya, (5) Motif belajar ilmu adalah untuk kebaikan/ kemaslahatan manusia. date: 2023-01-10 date_type: published pages: 173 institution: UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA department: FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM thesis_type: masters thesis_name: other citation: Luqman Hakim, NIM.: 18205010085 (2023) PREDIKSI EKONOMI DENGAN PERBINTANGAN REINTERPRETASI HADIS MUSNAD AHMAD 2697 DENGAN MA’NA CUM MAGHZA. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58879/1/18205010085_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58879/2/18205010085_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf