eprintid: 58902 rev_number: 10 eprint_status: archive userid: 12243 dir: disk0/00/05/89/02 datestamp: 2023-05-29 02:49:38 lastmod: 2023-05-29 02:49:38 status_changed: 2023-05-29 02:49:38 type: thesis metadata_visibility: show contact_email: muchti.nurhidaya@uin-suka.ac.id creators_name: Chulsum Layyinatul Chasanah, NIM.: 19105030055 title: KONSEP MAKNA MALAIKAT DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN SEMANTIK TOSHIHIKO IZUTSU) ispublished: pub subjects: iath divisions: jur_ial full_text_status: restricted keywords: malaikat; semantik; Toshihiko Izutsu; Weltanschauung note: Pembimbing: Dr. Mahbub Ghozali abstract: Malaikat merupakan makhluk gaib yang diciptakan Allah dengan berbagai tugas dan sifat yang diberikan. Meskipun malaikat tidak tampak oleh pancaindra manusia, namun Al-Qur’an membuktikan bahwa keberadaan dan informasi-informasi malaikat itu pasti ada. Ayat-ayat dalam Al-Qur’an merupakan jawaban dari segala hukum, budaya, akhlak, dan berbagai sumber ilmu yang bahkan terkadang tidak bisa dijangkau oleh manusia itu sendiri termasuk mengenai hal gaib seperti malaikat. Penelitian dalam skripsi ini menggunakan keyterm malaikat dalam Al-Qur’an dengan menggunakan konsep semantik. Data yang diperoleh adalah dengan mengumpulkan ayat-ayat yang mengandung kata malaikat. Metode yang digunakan dengan metode semantik Toshihiko Izutsu. Analisis terhadap kata yang diteliti menggunakan beberapa tahap, diantaranya menemukan makna dasar, makna relasional, aspek sinkronik dan diakronik yang mana pada akhirnya memberikan pandangan dunia atau dikenal dengan istilah Weltanchauung Al-Qur’an dari kata malaikat itu sendiri. Kata malaikat disebutkan dalam Al-Qur’an sebanyak 88 kali. Kata malaikat mempunyai makna dasar utusan. Secara sintagmatik, kata malaikat mencakup empat makna, yaitu: yang menaati perintah Tuhan dan selalu bertasbih, yang meneguhkan manusia dalam kebaikan, yang membawa wahyu dan informasi dari Allah termasuk kabar bahagia untuk Maryam, dan yang mencabut nyawa. Secara paradigmatik kata malaikat mempunyai hubungan sinonimitas dengan kata Ruh dan Harut Marut. Sedangkan hubungan antonimitas terjalin dengan kata jin, iblis, dan syetan. Pada periode pra Qur’anik kata malaikat dikonsepsikan oleh orang Arab pra-Islam maupun oleh keyakinan orang-orang sebelum turunnya Al-Qur’an sebagai makhluk yang sangat indah dan menarik. Pada masa Qur’anik, malaikat memiliki berbagai kemuliaan dan keluhuran namun tidak dapat dijadikan Tuhan maupun anak Tuhan. Pada masa pasca Qur’anik atau pada saat ini makna malaikat terlihat lebih luas lagi dan tidak sebatas mengenai kepercayaan. Dengan demikian, weltanschauung malaikat ialah sosok utusan Allah Swt yang diberikan berbagai tugas sedemikian rupa dan memiliki sifat-sifat tersendiri yang berbeda dengan iblis, jin, maupun syetan. date: 2023-02-06 date_type: published pages: 205 institution: UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA department: FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM thesis_type: skripsi thesis_name: other citation: Chulsum Layyinatul Chasanah, NIM.: 19105030055 (2023) KONSEP MAKNA MALAIKAT DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN SEMANTIK TOSHIHIKO IZUTSU). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58902/1/19105030055_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58902/2/19105030055_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf