%0 Thesis %9 Skripsi %A Rizani Friskawati Elsya, NIM.: 18105030089 %B FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2023 %F digilib:58961 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Surat Al-Qadr; amaliah mitoni; Desa Angkatan Lor; tradisi %P 141 %T PRAKTIK DAN MAKNA PEMBACAAN SURAT AL-QADR PADA AMALIAH MITONI DI DESA ANGKATAN LOR, KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/58961/ %X Amaliah mitoni merupakan salah satu tradisi yang dilestarikan oleh masyarakat Islam di pulau Jawa, salah satunya adalah masyarakat Angkatan Lor, Kabupaten Pati. Dalam pelaksanaannya, mayoritas masyarakat Pati menggunakan pembacaan surat Yusuf, Maryam, dan Muhammad. Akan tetapi masyarakat Desa Angkatan Lor menggunakan pembacaan surat Al-Qadr sebanyak tujuh kali. Sementara surat Al-Qadr sendiri secara tekstual ayatnya tidak memiliki kaitan dengan ayat-ayat kehamilan. Keunikan lainnya masyarakat Desa Angkatan Lor melaksanakan amaliah mitoni dengan bacaan surat Al-Qadr pada malam bulan purnama. Keunikan-keunikan tersebut yang melatar belakangi penulis mengkaji bagaimana pemaknaan dan praktik amaliah mitoni di Desa Angkatan Lor, Pati. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif-deskriptif dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini merupakan bagian dari Living Qur’an yang bertujuan untuk melihat digunakan untuk melihat bagaimana Al-Qur’an bekerja memberi pengetahuan yang menjadi sistem pola makna dan pengetahuan dari tindakan masyarakat dalam amaliah mitoni. Sementara teori yang penulis gunakan adalah teori Interpretatif Simbolik milik Clifford Geertz yang bertujuan untuk membaca praktik, simbol-simbol dan makna yang terdapat dalam pembacaan surat Al-Qadr dalam amaliah mitoni. Berdasarkan penelitian diperoleh penemuan di antaranya: Pertama, praktik pembacaan surat Al-Qadr dalam amaliah mitoni di Desa Angkatan Lor dilakukan oleh 40 orang pada malam bulan purnama, dibuka dengan wasilah, pembacaan surat Al-Qadr sebanyak tujuh kali, dan ditutup dengan pembacaan do’a mitoni. Dalam praktik yang demikian muncul sistem simbol yang menjadi perantara sistem makna seperti Surah Al-Qadr, simbol 40 orang, cahaya bulan purnama, dan takir pontang. Kedua, pembacaan Surah Al-Qadr sebagai usaha masyarakat membangun suasana malam Lailah Al-Qadr dalam amaliah mitoni. Al-Qadr sebagai sistem simbol bermakna malam kemuliaan, kesejahteraan, dan keselamatan anak yang diperkuat dengan simbol turunnya malaikat (memberkahi dan mendoakan ibu dan anak), simbol cahaya bulan purnama (kehidupan cerah dan wajah berseri bagi anak), 40 orang sebagai mustajabnya doa, angka tujuh (pertolongan) dan makanan takir pontang sebagai kegigihan mengasuh dan mencerdaskan anak. Tampak surah Al-Qadr menjelma sebagai model-model pengetahuan yang mengarahkan pada cara pandang, motivasi, dan emosi yang secara selektif digunakan menginterpretasi tindakan amaliah mitoni di masyarakat. %Z Pembimbing: Abd. Aziz Faiz, M.Hum