@phdthesis{digilib5900, month = {April}, title = {FOTOGRAFI JURNALISTIK SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DAKWAH (Studi pada Rubrik Kriminal Hukum Edisi Juni-Agustus 2010 di Koran Merapi)}, school = {UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta}, author = { ACH BAIHAKI LUTFI - NIM. 03210136}, year = {2011}, note = {Pembimbing: Saptoni, S.Ag., MA.}, keywords = {fotografi, jurnalistik, media komunikasi dakwah}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/5900/}, abstract = {Koran Merapi, sebagai salah satu koran yang ada di Yogyakarta, melalui fotografernya, turut memberikan informasi serta gambaran situasi dan kondisi kriminal yang ada di masyarakat Yogyakarta. Melalui tampilan-tampilan gambaran atau foto yang ada dalam rubrik Koran tersebut, dapat dijadikan sebagai media komunikasi sehingga masyarakat dapat mengerti isi pesan yang ada dalam gambar tersebut. Berdasarkan uraian singkat di atas, penulis berusaha untuk meneliti: Bagaimana teknik-teknik fotografi jurnalistik sebagaim media komunikasi pada Koran Merapi? Penelitian ini merupakan studi lapangan di Koran Merapi, yang datanya diperoleh dari observasi dan wawancara. Setelah data terkumpul, direduksi, disajikan dan diverifikasi, kemudian dianalisis secara deskriptik analitik melalui proses pemikiran induktif dan deduktif. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa keseluruhan fotografi jurnalistik Koran Merapi memuat beberapa kasus kriminal yang sering terjadi di masyarakat. Mulai dari pencurian, penikaman, perampokan, pembunuhan dan sebagainya. foto-foto tersebut tidak sedikitpun mengesankan kesedihan, apalagi menularkan kengerian. Mungkin Koran Merapi tersebut berniat menggambarkan warga masyarakat Yogyakarta bantuan fotografi ecek-ecek, agar pembaca mengingat bahwa kejahatan selalu dekat dengan masyarakat. Bahkan bila perlu dengan kehadiran Koran Merapi dengan berbagai berita kriminalnya masyarakat dapat mengetahui modus-modus operansinya. Dari segi judul misalnya telah membuat pembaca tertarik untuk membaca selanjutnya, sebab dalam perspektif bahasa jurnalistik judul sangat menentukan langkah selanjutnya pada pembaca. Jika judul itu menarik dan membuat pembaca tertarik biasanya pembaca seperti didorong untuk membaca isinya secara utuh. Selanjutnya dari segi isi tulisan berita edisi Koran Merapi ini, seperti halnya tulisan berita pada edisi Koran yang lain, sifatnya to the point atau langsung pada yang dituju, selain itu juga bahasa yang digunakan mudah dicerna dan dimengerti oleh semua kalangan. Jadi bisa dikatakan bahasa yang dipakai telah memenuhi kriteria karakteristik bahasa jurnalistik; sederhana, singkat, padat, lugas, jelas dan menarik. Namun, bahasa yang digunakan terkadang terkesan lucu dan ekstrim atau sadis, seperti dalam edisi Perampok pun Pamitan, dan Anak Membunuh Bapak. Walaupun demikian judul yang ditulis sungguh sederhana, singkat, padat dan lugas. Sementara dalam teknik-teknik fotografi Koran Merapi ternyata tidak berbeda dengan koran yang lain, dengan adanya gambar sangat membantu pembaca memahami isi berita atau tulisan. Namun demikian, teknik pengambilan foto yang sering digunakan para fotografer Koran Merapi dengan menggunakan; Aperture yaitu berfungsi untuk mengatur seberapa besar lensa akan terbuka. Fungsi ini lebih tepatnya terletak pada lensa; dan shutter speed atau yang biasa disebut juga dengan speed atau kecepatan rana bertugas untuk mengatur berapa lama mirror terbuka lalu menutup kembali untuk membatasi berapa banyak cahaya yang akan masuk. } }