%0 Thesis %9 Masters %A Novita Diyah Ayu Pratiwi, S.Ag, NIM.: 20200011025 %B PASCASARJANA %D 2023 %F digilib:59005 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Abah Ali; Dramaturgi; Kiai Panggung; Mafia Sholawat; Maulid Simtudduror %P 149 %T KONSER KIAI PANGGUNG : PRESENTASI DIRI DAN DRAMATURGI ABAH ALI DALAM MEMBANGUN KOMUNITAS MAFIA SHOLAWAT %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59005/ %X Tesis ini mengkaji tentang presentasi diri kiai panggung KH Muhammad Ali Shodiqin atau Abah Ali menggunakan perspektif dramaturgi. Pertanyaan utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana presentasi diri Abah Ali dalam berdakwah melalui konser pengajian dan bagaimana konser Abah Ali dilihat dari perspektif dramaturgi. Tesis ini bertujuan untuk mengetahui presentasi diri Abah Ali dalam berdakwah melalui konser pengajian dan melihat proses dramaturgi dari konser pengajian Abah Ali dalam membangun komunitas Mafia Sholawat. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan dengan melakukan observasi mendalam terhadap pengajian Abah Ali dengan hadir secara langsung dan melakukan observasi melalui live streaming video pengajian Abah Ali di Youtube serta melakukan penelusuran data lapangan dengan mengikuti sejumlah aktivitas Abah Ali di akun Instagram pribadinya. Penulis juga melakukan wawancara kepada ustadz ponpes Roudlotun Ni’mah, personil grup hadroh Semut Ireng, pengurus ponpes Roudlotun Ni’mah dan jamaah yang sering mengikuti pengajian Abah Ali. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya bicara Abah Ali bertolak belakang antara panggung depan dan panggung belakang. Pada panggung depan Abah Ali berbicara dengan intonasi tinggi, kasar, dan sering mengeluarkan umpatan ketika berceramah. Namun di panggung belakang, Abah Ali justru berbicara dengan lemah lembut, santun, dan sering menggunakan bahasa jawa karma. Gaya bicara yang kasar di panggung depan disebabkan oleh audiens utama Abah Ali yang merupakan pelaku maksiat yang akrab dengan gaya bicara yang kasar, sehingga Abah Ali perlu menyesuaikan diri dengan mereka. Saat di panggung belakang Abah Ali berbicara dengan santun dan lembut karena beliau tau sedang berbicara dan berhadapan dengan orang biasa, dan tanpa ada bingkai ‘konser’ dakwah kepada pelaku maksiat tersebut. Selanjutnya, hasil analisis mengenai proses dramaturgi dengan mengoperasionalkan konsep teknik dramaturgi menunjukkan bahwa Abah Ali menggunakan teknik scripting, staging, pertunjukkan, dan interpretasi untuk membangun dan mengkomunikasikan kekuasaan dan kekuatannya sebagai aktor panggung dakwah kepada jamaah Mafia Sholawat. Melalui teknik scripting, staging, dan pertunjukkan Abah Ali mengarahkan interpretasi jamaah Mafia Sholawat melalui ceramah, tindakan, dan simbol dalam konser pengajiannya, sehingga Abah Ali diakui sebagai aktor panggung dakwah yang memiliki kekuatan dan kekuasaan atas Mafia Sholawat. %Z Pembimbing: Achmad Zainal Arifin, M.A., Ph.D.