@phdthesis{digilib59144, month = {March}, title = {EKSPRESI PENGALAMAN KEAGAMAAN SISWA DIFABEL DI SLB PAMARDI PUTRA BANTUL YOGYAKARTA}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 19105020022 Puji Lestari}, year = {2023}, note = {Pembimbing: Drs. Rahmat Fajri, M.Ag}, keywords = {Ekspresi Keagamaan, Difabel, Pemikiran Keagamaan}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59144/}, abstract = {Kemampuan yang berbeda membawa hambatan-hambatan pada kehidupan difabel terutama dalam hal keagamaan. Walaupun kemampuan yang berbeda dapat diatasi dengan alat bantu untuk menjalani aktivitas keagamaan, akan tetapi hal ini bisa membuktikan apakah mereka religius (total) dalam menjalankan agamanya. Hal ini yang kemudian mendorong penulis untuk melakukan penelitian lebih dalam terkait keberagaman mereka, apakah dengan keterbatasan yang mereka miliki dapat menghambat mereka dalam urusan keberagamaan. Oleh karena itu, penelitian ini mengenai ?Ekspresi Keagamaan Siswa Difabel di SLB Pamardi Putra Bantul Yogyakarta? bertujuan untuk melihat, mendeskripsikan dan menganalisis tentang ekspresi keberagamaan anak siswa difabel walaupun mereka memiliki kelainan fisik. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan metode kualitatif dan pendekatan penelitian ilmu perbandingan agama. Adapun pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi. Setelah pengumpulan data selesai, dilakukan tahapan-tahapan analisis data, yakni menelaah seluruh data, reduksi data, menyusun data dalam satuan-satuan, dan analisis data dengan mengadakan pemeriksaan keabsahan data untuk menganalisis data menggunakan teori bentuk ekspresi keagamaan Joachim Wach. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekspresi siswa difabel dalam bentuk pemikiran menunjukkan bahwa tidak ada satupun siswa yang memiliki pendapat negatif terhadap ketuhanan, walaupun mereka memiliki keterbatasan dalam hal pemahaman tentang Tuhan. Ekspresi keagamaan siswa difabel dalam bentuk perbuatan menunjukkan bahwa peribadatan siswa umumnya didasari euforia serta belum tumbuhnya kedewasaan beragama dan didasari oleh dasar penerimaan, dasar kewajiban atau dasar beragama, dan dasar tuntutan atau keterpaksaan. Tetapi seluruh siswa sudah memahami peribadatan yang mereka lakukan sehari-hari. Sedangkan ekspresi keagamaan siswa difabel dalam bentuk persekutuan yaitu seluruh siswa merasa senang saat melakukan peribadatan bersama-sama, walaupun sebagian siswa beragama non Muslim tetapi tidak ada timbul rasa fanatik justru mereka saling bertoleransi satu sama lain. Terdapat juga sebagian siswa yang beragama non Muslim ketika di rumah dikenalkan oleh orang tua nya dengan komunitas keagamaan.} }