%0 Thesis %9 Masters %A Iqtamar Muhammad, S.Ag., NIM.: 20205022007 %B FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2023 %F digilib:59169 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Konflik Agraria, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Wadas %P 160 %T AGAMA SEBAGAI AGENSI PENYEIMBANG KEKUASAAN (STUDI TERHADAP PERAN LEMBAGA AGAMA DALAM KONFLIK AGRARIA DI WADAS, KABUPATEN PURWOREJO, JAWA TENGAH) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59169/ %X Kekuasaan asimetris menimbulkan dampak perbedaan secara interpretatif terhadap pengelolaan sumber daya alam di Desa Wadas dengan hadirnya kebijakan dari negara dan pasar terkait Proyek Strategis Nasional Bendungan Bener dan pengadaan tambang terbuka batu andesit (quarry) untuk bahan material bendungan. Masyarakat merasa bahwa tanah di mana tempat mereka tinggal dan melangsungkan hidup telah tereksploitasi oleh kebijakan yang diberikan negara dan pasar kepada masyarakat. Sejak awal kemunculan dari kebijakan tersebut, terjadi resistensi masyarakat dalam mempertahankan tanah mereka dengan melalui berbagai cara, mulai dari penggunaan people power, melibatkan berbagai lembaga swadaya masyarakat, sampai dengan melibatkan lembaga agama dalam upaya resistensi masyarakat terhadap kebijakan negara dan pasar. Lembaga agama yang dilibatkan oleh masyarakat ialah organisasi masyarakat Islam Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, kedua lembaga agama tersebut hadir untuk mengagensi masyarakat agar dapat berhadapan secara langsung dengan pihak negara dan pasar. Terdapat tiga hal yang dibahas dalam penelitian ini. Pertama, bagaimana peran Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah pada konflik agraria di Desa Wadas yang bermula sebagai agen moral menjadi agen politik? Kedua, mengapa kedua lembaga agama tersebut dilibatkan dalam konflik?> Ketiga, bagaimana strategi resolusi konflik yang dirancang oleh Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah sebagai agensi penyeimbang kekuasaan pada konflik agraria di Desa Wadas? Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif untuk memahami konflik agraria dan sosial keagamaan yang terjadi pada Desa Wadas dengan pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pendekatan yang digunakan ialah pendekatan studi agama dan konflik sosio-politik yang bersifat deskriptif-analitis. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan teori strukturasi dari Anthony Giddens. Hasil dari penelitian ini mendiskusikan tiga hal. Pertama, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah mengayomi dan mengawal masyarakat dalam memperjuangkan tanahnya. Kedua, sebab, masyarakat menganggap bahwa dengan penggunaan people power dan pelibatan dari berbagai lembaga swadaya masyarakat tidak cukup mampu untuk bersinergi dengan kebijakan negara dan pasar. Ketiga, langkah atau strategi yang dicanangkan oleh Nahdlatul Ulama ialah dengan menggunakan pendekatan negosiasi atau musyawarah dengan negara dan pasar secara langsung. Sementara, Muhammadiyah mengawal langsung masyarakat yang kontra terhadap penambangan dengan pendekatan sosio-etis. %Z Pembimbing: Dr. Munawar Ahmad, S.S.,M.Si