@phdthesis{digilib59796, month = {May}, title = {TRADISI MANGANAN DI PUNDEN DESA SINOMAN KABUPATEN PATI (TINJAUAN SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 19105010026 Ainurrofiatul Ulya}, year = {2023}, note = {Pembimbing: Dr. Muhammad Taufik, S.Ag., M.A}, keywords = {Tradisi Manganan, Semiotika, Ferdinand de Saussure}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59796/}, abstract = {Indonesia termasuk negara kultural yang mempunyai beragam budaya, agama, ras dan agama. Di setiap daerah yang ada, terdapat banyak ragam tradisi yang sampai saat ini masih dilaksanakan. Salah satunya yaitu, tradisi manganan. Tradisi manganan merupakan suatu tradisi turun temurun yang masih terjaga dan dilestarikan sampai sekarang. Tentunya, setiap daerah memiliki bentuk dan cara yang berbeda-beda disetiap masing-masing tradisi dalam pelaksanaannya, seperti halnya tradisi manganan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Sinoman Kabupaten Pati. Tujuan dari pelaksanaan tradisi manganan sebagai bentuk rasa syukur atas rezeki hasil panen padi berlimpah yang telah diberikan oleh Allah SWT dan sebagai bentuk penghormatan untuk para leluhur, karena memang mayoritas masyarakat berprofesi sebagai petani. Penelitian ini terdapat dua rumusan masalah, yaitu: (1) bagaimana pelaksanaan tradisi manganan di punden Desa Sinoman Pati. (2) bagaimana analisis Semiotika Ferdinand de Saussure dalam memandang tradisi manganan Desa Sinoman Pati. Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan termasuk dalam penelitian di lapangan (field research) dengan pendekatan filosofis secara deskriptif dan normatif. Sumber data yang diperoleh dari observasi secara langsung turun ke tempat kejadian, wawancara dan dokumentasi. Kemudian data dianalisis dengan menggunakan Semiotika Ferdinand de Saussure yang difokuskan pada penanda (signifier) dan petanda (signified) untuk menemukan makna dibalik tanda yang dipaparkan. Sedangkan untuk sumber data diambil dari dua sumber, yaitu data primer dan data sekunder. Sumber data primer yang di dapat langsung peneliti dari hasil wawancara kepada para narasumber yaitu masyarakat Desa Sinoman Pati. Untuk sumber data sekunder diperoleh dari beberapa literatur seperti jurnal, artikel, skripsi dan buku. Sehingga, dengan semua itu dapat medorong keabsahan dan validitas data tentunya dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan tradisi manganan dilaksanakan setiap satu tahun sekali di bulan Ruwah (Sya?ban) pada hari Jum?at Wage atau setelah panen. Masyarakat Desa Sinoman Pati percaya, bahwa melaksanakan tradisi manganan adalah bentuk pengharapan, yaitu berharap agar diberikan hasil panen padi yang berlimpah, keselamatan dan dipermudah segala urusan oleh Allah SWT dengan berdoa lewat perantara kepada leluhur. Prosesi pelaksanaan tradisi manganan dimulai dengan pembacaan tahlil, selametan dan shalawatan. Selain itu, terdapat beberapa sesajen yang berupa kembang boreh dan kemenyan sebagai sarana untuk permohonan doa, nasi putih bermakna kesucian, lauk pauk bermakna pertolongan, air putih bermakna kelancaran dan ayam ingkung bermakna pasrah dalam beribadah. Penanda dan petanda yang ada dalam tradisi manganan berasal dari adanya sistem dan struktur masyarakat Desa Sinoman Pati yang berkehidupan sebagai petani dan religius dalam beragama.} }