%0 Thesis %9 Skripsi %A Dandy Syauqy Muazar, NIM.: 19105050040 %B FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2023 %F digilib:59840 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Ibn Abi Hatim,Al-Jarh wa al-Ta’dil, Kritik Sanad %P 97 %T KAJIAN METODOLOGI AL-JARH WA AL-TA’DIL DALAM KITAB AL-JARH WA AL-TA’DIL KARYA IBN ABI HATIM AL-RAZI (STUDI KITAB RIJAL HADIS) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59840/ %X Skripsi ini membahas mengenai metodologi al-jarh wa al-ta’dil dalam salah satu kitab perawi hadis yang masyhur di kalangan cendekiawan muslim. Dalam melakukan kajian ini peneliti memfokuskan kepada bagaimana metode dan sistematika yang ada dalam kitab al-Jarh wa al-Ta’dil dan bagaimana pemikiran kritik imam Ibn Abi H{atim. Dalam studi hadis, secara umum terbagi ke dalam dua kategori yaitu studi sanad dan studi matan. Salah satu cabang dari studi sanad ialah ilmu al-jarh wa al-ta’dil yang mengkaji keadaan para perawi hadis dari segi diterima dan ditolaknya. Perawi hadis memiliki peranan yang urgen dimana kondisi seorang perawi bisa mempengaruhi derajat sebuah hadis dan bagaimana cara mengamalkan atau mengaplikasikan hadis tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang berbasiskan studi pustaka, peneliti berusaha untuk menghimpun berbagai sumber data primer yang mengkaji kitab al-jarh wa al-ta’dil. Setelah terkumpul data tersebut diolah, diteliti, dan dideskripsikan dan diambil kesimpulannya. Dengan demikian dapat diketahui sistematika yang digunakan dalam menyusun kitab al-Jarh wa al-Ta’dil ialah sistematika alfabetis dan metode yang digunakan oleh imam Ibn Abi H{atim ialah dengan mengutip perkataan para ulama terdahulu yang kredibel dan memiliki kapabilitas, mencantumkan sumber dari setiap riwayat, mengambil pendapat yang paling mendekati keadaan perawi tersebut, dan menyebutkan penilaian setiap perawi secara detail. Pemikiran kritik beliau ialah beliau berusaha untuk menjaga sunah-sunah Nabi Saw., membedakan perawi yang kuat dengan yang lemah, bersikap keras dan tidak mengambil riwayat dari orang-orang yang menyimpang, dan selektif dalam menerima suatu riwayat Dari pemikiran tersebut beliau membagi tingkatan perawi terhadap lima tingkatan yang setiap tingkatan memiliki kedudukan yang berbeda. Tingkatan pertama dan kedua hadisnya dapat diterima dan dijadikan sebagai hujjah, tingkatan ketiga hadisnya diterima dan diperhatikan, tingkatan keempat hadisnya diterima dalam bidang etika, adab, serta targib wa tarhib. Tingkatan kelima hadisnya ditolak dan tidak digunakan sama sekali. Kalimat-kalimat al-jarh wa al-ta’dil yang beliau gunakan yaitu siqat, mutqin, subut, suduq, mahalahu suduq, la ba’sa bihi, syaikh, salih al-hadis, layyin al-hadis, laisa bi qawiy, da’if al-hadis, hingga matruk al-hadis dan kazab. %Z Pembimbing: Dr. H. Agung Danarta, M.Ag.