%0 Thesis %9 Masters %A Neli Rahmah, NIM.: 19205012044 %B FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2023 %F digilib:59842 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Ngaji Filsafat, Masjid, Ruang berfilsafat, Fenomenologi Edmund Husserl, Resepsi Mukarovsky %P 146 %T FENOMENA MASJID SEBAGAI RUANG BERFILSAFAT STUDI ANALISIS RESEPSI NGAJI FILSAFAT DI MASJID JENDERAL SUDIRMAN, YOGYAKARTA %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59842/ %X Latar belakang penelitian ini berangkat dari asumsi masyarakat pada umumnya mengatakan bahwa filsafat merupakan ilmu yang berbahaya, dapat menyebabkan gila, dan menjauhkan manusia dari Tuhannya. Sehingga belajar filsafat merupakan satu hal yang perlu dihindari dan tidak perlu dikaji. Namun, peneliti menemukan hal yang berbeda di Masjid Jenderal Sudirman, Yogyakarta. Di masjid ini justru filsafat diajarkan, bahkan sudah diikuti oleh ratusan peserta ngaji dari berbagai macam latar sosial dan agama yang berbeda. Dari sini kemudian peneliti tertarik untuk melakukan riset pada kegiatan ngaji filsafat ini melalui fenomena masjid sebagai ruang berfilsafat dengan menggunakan kerangka teori resepsi. Penelitian ini bertujuan untuk menggeser konstruk masyarakat yang mengatakan bahwa filsafat merupakan ilmu yang membahayakan, agar tidak menjadi kesalahpahaman dan menjadi konstruk masyarakat yang langgeng. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif (lapangan), dengan memakai kerangka teori Fenomenologi Edmund Husserl dan teori analisis Resepsi Mukarovsky. Teori Fenomenologi Edmund Husserl digunakan untuk menemukan fenomena makna dan hakikat dari pengalaman yang dialami peserta Ngaji Filsafat serta Teori Resepsi Mukarovsky dipakai untuk analisis mendalam aspek peserta dalam mengikuti Ngaji filsafat. Selain itu juga diperkuat dengan melakukan Observasi, wawancara, dokumentasi, Heuristik, Verifikasi, dan Interpretasi. Hasil penelitian yang ditemukan adalah melalui kegiatan ngaji filsafat di Masjid Jenderal Sudirman telah mampu menggeser paradigma masyarakat yang mengatakan filsafat itu sesat, filsafat menjauhkan manusia dari Tuhannya. Justru yang ada dengan belajar filsafat menjadikan manusia semakin dekat dengan Tuhannya, menciptakan kedamaian dan keteduhan, melalui filsafat menjadikan manusia mampu berfikir kritis dan mendalam terhadap sesuatu yang mana itu akan berdampak pada kemajuan manusia dalam bermasyarakat, beragama, dan berbudaya. %Z Pembimbing: Dr. Robby Habiba Abror, S.Ag, M.Hum, M.A