%0 Thesis %9 Masters %A Muhammad Syafi’i As’ad Ar, NIM.: 20205032030 %B FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2023 %F digilib:59900 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Mushaf Kuno Siginjai; Qiraat; Filologi %P 277 %T QIRAAT DALAM MUSHAF KUNO SIGINJAI JAMBI (Kajian Filologi) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59900/ %X Tradisi penyalinan Al-Qur’an di Nusantara dengan menggunakan metode tulis tangan diperkirakan telah ada sekitar abad ke-13 M. dan terus berjalan hingga akhir abad ke-19 M. atau awal abad ke-20 M. yang berlangsung di berbagai daerah, salah satunya adalah Jambi. Hal tersebut dibuktikan dengan ditemukannya tujuh mushaf kuno, lima mushaf tersimpan di Museum Siginjai Provinsi Jambi, dan dua mushaf lainnya tersimpan di Masjid Keramat Kerinci. Dari ketujuh mushaf tersebut, terdapat satu mushaf yang dilengkapi dengan ilmu fiqih dan doa sebelum membaca Al-Qur’an pada bagian depa mushaf, kemudian doa khatam Al-Qur’an dan ilmu tajwid pada bagian akhir mushaf. Selain itu, mushaf tersebut juga dilengkapi dengan ragam qiraat serta rumusan qiraat di bagian piasnya. Semisal pada Q.S. al-Baqarah [2]: 29, bagian piasnya tertulis wahwa (disukunnya huruf ha’) dengan ditandai rumus ba’ dan h}a. Rumus ba’ sebagai simbol qiraat versi Qalun dan h}a simbol qiraat Abu ‘Amr. Keunikan tersebut memberikan ruang kajian mengenai qiraat, yang ditampilkan sebagai distingsi di antara mushaf-mushaf lainnya. Berdasarkan latar belakang tersebut, pada penelitian ini penulis memaparkan beberapa masalah: pertama, karakteristik Mushaf Kuno Siginjai. Kedua, uraian qiraat dalam Mushaf Kuno Siginjai. Untuk menguraikan masalah tersebut maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang berupa penelitian pustaka. Sedangkan yang menjadi sumber data primernya adalah Mushaf Kuno Siginjai. Namun, untuk penelitian terkait qiraat dibatasi hanya pada qiraat-qiraat yang terdapat pada Q.S. al-Fatihah [1] hingga Q.S. at-Taubah [9]. Dalam menguraikan masalah pertama, penulis menggunakan pendekatan filologi dengan ilmu bantu berupa kodikologi dan tekstologi sebagai upaya mengungkap karakteristik yang dimiliki Mushaf Kuno Siginjai. Selanjutnya untuk menguraikan masalah yang kedua, digunakan pendekatan kajian qiraat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat 12 aspek kodikologi yang ditemukan dalam Mushaf Kuno Siginjai, di antaranya semisal jenis alas, ukuran mushaf, warna tinta dan iluminasi. Sedangkan untuk tekstologinya terdapat 6 aspek berupa catatan pemilik, penjelasan ilmu fikih dan tajwid, doa-doa, tanda baca (tanda waqaf dan tajwid), rasm dan ragam qiraat yang disertai rumusnya. Rumus yang digunakan dalam Mushaf Kuno Siginjai adalah rumus Sya>tibiyyah berupa rumus infira>d, dan ditemukan sekitar 14 rumus. Qiraat yang digunakan berupa qiraat tujuh (Qira>’a>t as-Sab’). Sedangkan untuk kaidah qiraat yang digunakan dalam Mushaf Kuno Siginjai adalah kaidah umum atau Us}ul al-Qira>’a>t )الأصول القراءات( dan kaidah khusus atau Farsy al-H{uruf )فرش الحرف( . Lebih lanjut, jika ditelisik dari analisis sejarahnya, dengan ditemukan kesamaan materi qiraat antara pembelajaraan qiraat di Aceh dan di Jambi yang merujuk pada kitab Sya>t}ibiyyah, maka tidak menutup kemungkinan bahwa qiraat dan rumus Sya>t}ibiyyah yang terdapat dalam Mushaf Kuno Siginjai dipengaruhi oleh pembelajaran qiraat yang ada di Aceh. %Z Pembimbing:Dr. Abdul Jalil, S.Th.I., M.S.I.