%0 Thesis %9 Skripsi %A Wendi Tri Puta Nasution, NIM: 16510027 %B FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2023 %F digilib:59923 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Dialektika; Kebebasan; Manusia Modern. %P 100 %T DIALEKTIKA KEBEBASAN : STUDI ATAS PEMIKIRAN ERICH FROMM SKRIPSI %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/59923/ %X Dilema kebebasan manusia modern yang bersifat dialektik adalah fokus dari penelitian ini. Meneliti pemikiran kebebasan Erich Fromm (1900-1980) adalah penting karena melihat kondisi kita hari ini relevan dengan kondisi manusia modern yang diteliti oleh Fromm dalam karyanya Escape From Freedom di Jerman. Penelitian ini berangkat dari masalah kebebasan yang dialami oleh manusia modern, di mana manusia dihadapkan pada pilihan yang sulit, yaitu menjadi bebas namun merasakan kesepian dan keterasingan atau lari dari kebebasan mencari kenyamanan tetapi harus patuh pada otoritas yang memberikan keamanan. Adapun persoalan yang dibahas dalam penelitian ini adalah: bagaimana dialektika kebebasan menurut Erich Fromm? Dan bagaimana Erich Fromm memandang manusia modern dalam menyikapi kebebaannya? Penelitian ini merupakan penilitian kepustakaan bidang filsafat. Teks primer yang digunakan adalah karya-karya Erich Fromm, terutama karyanya yang berjudul Lari Dari Kebebasan (Escape From Freedom) yang membahas dilema kebebasan manusia modern. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, analisa data, kesinambungan historis, interpretasi pengungkapan dan menerangkan. Terkait dialektika, pada penelitian ini penulis menggunakan dialektika dalam pengertian Theodor Wiesengrund Adorno (1903-1969), yaitu dialektika negatif. Menurut Adorno tidak ada suatu kemajuan tanpa ada kemunduran. Artinya tidak ada sesuatu hal yang dicapai oleh manusia tanpa adanya pengorbanan. Dan menurut Adorno tidak akan dipahami arti sebuah kemajuan tanpa mengerti terlebih dahulu makna dari sebuah kemunduran. Hasil dari penelitian ini adalah: dialektika kebebasan dalam kehidupan manusia modern membuat manusia menjadi dilema. Di satu sisi manusia modern telah terbebas dari (bebas negatif) ikatan-ikatan tradisional namun secara bersamaan menjadi kesepian dan terisolasi. Di sisi lain manusia modern belum bebas untuk (bebas positif) merealisasikan dirinya secara total dan justru cenderung untuk melarikan diri dari kebebasan. Menurut Fromm, ada tiga mekanisme pelarian diri manusia, yaitu autoritarisme, kedestruktifan dan penyesuaian diri secara otomatis. Kemudian melihat gagasan-gagasan Fromm tersebut sejalan dengan gagasan dari seorang pemikir Islam, yaitu Muhammad Iqbal (1877-1938). Menurut Iqbal diri adalah suatu realitas yang benar-benar nyata keberadaannya, baik rohani maupun jasmani. Dan setiap diri ini memiiki kebebasan, kesadaran serta bertanggung jawab atas dirinya sendiri. %Z Pembimbing: Novian Widiadharma, S.Fil., M.Hum.