%A NIM.: 19105050049 Ahmad Nur Hakim %O Pembimbing: Dr. Nurun Najwah, M.Ag. %T TRADISI TINGKEBAN PADA MASYARAKAT DUSUN KANDANGAN, SUGIHWARAS, PRAMBON, NGANJUK (Studi Living Hadis) %X Jawa merupakan salah satu pulau yang kaya akan berbagai tradisi dan budaya yang masih terjaga dengan baik hingga saat ini. Seiring berjalannya waktu, berbagai tradisi yang dilestarikan oleh masyarakat mulai terkikis. Salah satunya adalah tradisi tingkeban atau tradisi memperingati tujuh bulan kehamilan seorang wanita. Namun berbeda dengan tradisi tingkeban yang ada di Dusun Kandangan, tradisi ini dilakukan masyarakat saat usia empat bulan kehamilan wanita. Dalam proses pelaksanaannya, tradisi tingkeban sangat dipengaruhi oleh budaya Jawa yang di dalamnya terdapat simbol-simbol yang penuh makna. Fokus penelitian ini adalah untuk menjawab rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini yaitu, bagaimana praktik tradisi tingkeban di Dusun Kandangan, Sugihwaras, Prambon, Nganjuk sebagai living hadis, dan bagaimana resepsi masyarakat Dusun Kandangan, Sugihwaras, Prambon, Nganjuk terhadap hadis yang melandasi tradisi Tingkeban. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teori yang digunakan peneliti adalah teori kontruksi sosial yang digagas oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman. Lokasi penelitian ini adalah di Dusun Kandangan, Sugihwaras, Prambon, Nganjuk. Penelitian berlangsung selama kurang lebih enam bulan dan sumber data yang digunakan adalah primer dan sekunder. Penelitian ini dilakukan dengan cara observasi langsung, wawancara, dan dokumentasi. Tradisi tingkeban di Dusun Kandangan dilaksanakan pada usia kehamilan empat bulan. Proses pelaksanaan tradisi diawali dengan pembukaan, pembacaan tawasul tahlil, pembacaan surat-surat pilihan, meniup segelas air putih yang didoakan, memecah cengkir gading bagi janin yang dikandung merupakan calon anak pertama dari pasangan suami istri, dan terakhir tasyakuran/makan bersama. Perlengkapan yang dibutuhkan dalam tradisi tersebut antara lain, cengkir gading dibutuhkan ketika tradisi tingkeban calon anak pertama, rujak tujuh macam, polo pendem, jenang sengkolo, jenang procot, dan air putih. Peneliti melakukan analisis dengan berdasarkan teori kontruksi sosial yang digagas oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman untuk mengetahui bentuk resepsi masyarakat Dusun Kandangan terhadap hadis yang melandasi tradisi tingkeban, dengan proses kontruksi sosial dapat disimpulkan bahwa tradisi tingkeban di Dusun Kandangan merupakan resepsi dari hadis Nabi Muhammad SAW tentang permulaan penciptaan makhluk dan takdir yang didapatkan dari agen atau tokoh yang memiliki pengetahuan agama. Dengan mengikuti ajaran para tokoh agama, secara tidak langsung masyarakat telah menerima, menyakini, dan mengamalkan sebuah hadis Nabi Muhammad SAW. Masyarakat merasa bahwa tradisi tingkeban yang dilaksanakan pada saat ini merupakan tradisi yang baik dan bermanfaat bagi calon anak yang ada di kandungan serta ibu yang mengandung. %K Tingkeban; Kehamilan; Kontruksi sosial %D 2023 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib59962