@phdthesis{digilib60111, month = {July}, title = {KOMODIFIKASI PESAN DAKWAH DALAM IKLAN DI YOUTUBE (Analisis Wacana Kritis pada Iklan Gim Free Fire, Aplikasi Noice, dan Sabun Kahf Versi Ramadan)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 19102010010 Ahmad Bisyri Abdullah}, year = {2023}, note = {Pembimbing: Dra. Hj. Evi Septiani Tavip Hayati, M.Si.}, keywords = {pesan dakwah; iklan, YouTube; analisis wacana kritis; Free Fire; Noice; Kahf}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/60111/}, abstract = {Dalam era digital iklan menjadi salah satu alat dalam menyampaikan pesan yang mempengaruhi perilaku konsumen. Namun, pesan dakwah dalam iklan sering kali beresiko terjadinya komodifikasi, yaitu proses di mana nilai-nilai agama dikonversi menjadi komoditas untuk tujuan komersial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komodifikasi pesan dakwah dalam iklan di YouTube, dengan fokus pada iklan Free Fire, Noice, dan Kahf versi Ramadan 2022. Pemilihan pada tiga iklan didasarkan pada popularitasnya di YouTube dan penggunaan pesan dakwah yang menarik perhatian peneliti. Studi ini menggunakan pendekatan analisis wacana kritis sebagai kerangka teoritis dan metodologi untuk mengidentifikasi komodifikasi pesan dakwah dalam iklan yang diteliti. Analisis dilakukan dengan memeriksa teks iklan, visual dan audio yang digunakan dalam iklan tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga iklan tersebut mengandung aspek-aspek komodifikasi pesan dakwah dalam berbagai cara. Meliputi penempatan simbol-simbol agama secara strategis, penggunaan narasi religi, serta pemanfaatan tenaga pekerja dan khalayak ketika nuansa Ramadan untuk meningkatkan daya tarik komersial. Penelitian ini memberikan pengetahuan penting tentang dinamika antara pesan dakwah dan komodifikasi dalam konteks iklan. Penting bagi perusahaan dan pembuat iklan harus lebih kreatif dalam membuat iklan, agar menarik perhatian. Selain itu, khalayak juga perlu menjadi konsumen yang kritis dan cerdas dalam menafsirkan konten dakwah yang disampaikan melalui iklan, serta memahami konteks komersial yang mendasarinya.} }