@phdthesis{digilib60454, month = {August}, title = {MISTIK KEJAWEN DAN KEMATANGAN BERAGAMA (Studi Kematangan Beragama Anggota Paguyuban Beladiri dan Spiritual Macan Segara)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 18105020022 Moch. Zainul Ansori}, year = {2023}, note = {Pembimbing: Prof. Dr. Sekar Ayu Aryani, S.Ag., M.Ag.}, keywords = {kematangan beragama; Mistik Kejawen; Paguyuban Beladiri; Spiritual Macan Segara.}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/60454/}, abstract = {Dalam menuju Tuhan, ada begitu banyak jalan sebanyak manusia itu sendiri. Dalam berbagai agama, terdapat tradisi mistiknya masing-masing seperti tasawuf, mistik Kristiani, mistisisme Buddhis. Religiusitas Jawa ialah mistik Kejawen. Sebagai bagian mistik asli Indonesia. Mistik Kejawen sering kali dipandang negatif oleh pengikut agama lain, karena dianggap menyembah jin dan kekuatan alam lainnya. Pandangan seperti itu, kuranglah tepat, walau mistik Kejawen memanfaatkan kekuatan supranatural, mereka tetaplah menyembah Tuhan yang maha esa. Penilitian ingin melihat bagaimana kematangan beragama anggota Paguyuban Beladiri dan Spiritual Macan Segara, dan Implikasi laku mistik Kejawen terhadap kematangan beragama anggota Paguyuban Beladiri dan Spiritual Macan Segara. Dalam menjawab rumusan masalah, data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pengumpulan data berfokus pada observasi gejala yang ada dalam objek penelitian, sementara penulis juga mengikuti beberapa latihan. Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi agama dan mengadopsi pendekatan pengolahan data kualitatif dengan analisis deskriptif. Data dikumpulkan dan dianalisis berdasarkan empat kriteria kematangan beragama yang dikemukakan oleh William James pada anggota Paguyuban Beladiri dan Spiritual Macan Segara. Hasil penelitian ini adalah: Pertama, Kematangan beragama anggota Paguyuban Beladiri dan Spiritual Macan Segara berbeda-beda, dipengaruhi oleh latar belakang anggota dan sejauh mana mereka memahami ajaran paguyuban atau tingkat kedalaman pemahaman mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ketiga narasumber, hanya dua anggota yang mencapai kematangan beragama dengan kriteria seperti sensibilitas akan eksistensi Tuhan, kesinambungan dan pasrah diri, melahirkan rasa bahagia dan kebebasan, mengalami perubahan dari emosi menjadi cinta. Namun, ada satu narasumber yang belum mencapai empat kriteria kematangan beragama William James, karena masih belum mendalam mempelajari ajaran paguyuban atau berada pada tingkatan awal. Kedua, Implikasi laku Mistik Kejawen terhadap Kematangan Beragama Anggota Paguyuban Beladiri dan Spiritual Macan Segara adalah terlihat dalam pengaruh praktik dan ajaran paguyuban, seperti meditasi dan olah rasa, terhadap kematangan beragama kedua narasumber yang telah matang dalam beragama. Kedua narasumber sepakat bahwa paguyuban menjadi pondasi perjalanan hidup mereka.} }