%A NIM.: 19105020028 Muhamad Nur Ma’ruf %O Pembimbing: Dr. Dian Nur Anna, S. Ag., M.A. %T IMPLIKASI PERAYAAN EKARISTI DI GEREJA SANTO PETRUS TEGALSARI TERHADAP KEMATANGAN BERAGAMA JEMAAT KATOLIK DUSUN KARANGAMPEL, DESA TAMPIRWETAN, KECAMATAN CANDIMULYO, KABUPATEN MAGELANG %X Ekaristi merupakan sumber dan puncak hidup dalam iman Katolik. Jemaat Katolik Dusun Karangampel mengikuti perayaan Ekaristi di Gereja Santo Petrus pada hari Sabtu sore. Makna yang mendalam menjadikan perayaan Ekaristi dapat mempengaruhi kehidupan beragama, termasuk kematangan beragama seseorang. Proses kematangan beragama dapat diamati dari kemampuan seseorang dalam memahami, menghayati, serta mempraktikkan ajaran luhur agama dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui praktik perayaan Ekaristi di Gereja Santo Petrus Tegalsari dan bagaimana Jemaat Katolik Dusun Karangampel memahaminya. Penelitian ini juga bermaksud untuk mengetahui pengaruh perayaan Ekaristi pada kematangan beragama Jemaat Katolik Dusun Karangampel. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif dan tergolong jenis penelitian lapangan (field research). Teknik pengumpulan data diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan prosedur reduksi data, penyajian data, pengumpulan dan verifikasi data, serta keabsahan data untuk menguji kevalidan data yang diperoleh. Pendekatan penelitian menggunakan teori kematangan beragama William James. Terdapat empat kriteria kematangan beragama, yaitu sensibilitas atas eksistensi Tuhan, kesinambungan dan penyerahan diri kepada-Nya, lahir rasa bahagia dan kebebasan, serta perubahan emosi menuju cinta dan harmoni. Hasil penelitian ini menunjukkan beberapa hal yaitu: Pertama, perayaan Ekaristi di Gereja Santo Petrus Tegalsari dilaksanakan pada hari Sabtu sore sebab keterbatasan Pastor yang memimpin ibadah dan mereka menganggap hari Sabtu sore sudah termasuk hari Minggu yang merupakan hari Tuhan. Kedua, Jemaat Katolik Dusun Karangampel memandang Ekaristi sebagai peristiwa istimewa untuk mengenang perjamuan terakhir Yesus Kristus. Ekaristi diyakini sebagai pembuka pintu kasih dan rahmat pengampunan dari Tuhan. Jemaat Katolik Dusun Karangampel juga meyakini perayaan Ekaristi merupakan perjamuan surgawi yang bersifat dogmatis. Ketiga, Implikasi kematangan beragama ditunjukkan dengan (1) sensibilitas pada eksistensi Tuhan yang dirasakan Jemaat Katolik Dusun Karangampel saat dan sesudah mengikuti perayaan Ekaristi. Mereka merasa tenteram, nyaman, damai dan sejahtera. (2) Dengan selalu merasakan kehadiran Tuhan dalam kehidupannya, mereka memasrahkan segala sesuatu pada kehendak-Nya, sehingga terhindar dari kecemasan beban hidup. (3) Penyerahan diri kepada takdir Tuhan tersebut melahirkan rasa bahagia dengan cara selalu bersyukur dan merasa dekat dengan Tuhan, khususnya pada saat Ekaristi. (4) Penyerahan diri kepada Tuhan yang membahagiakan akan terbebas dari sikap emosi, kemudian melahirkan perasaan cinta kasih dan sikap keharmonisan. Jemaat Katolik Dusun Karangampel menjaga keharmonisan dan cinta kasih dengan berhubungan baik, saling toleransi, dan gotong royong terhadap tetangga yang notabene seorang muslim. %K Kematangan Beragama, perayaan Ekaristi, Katolik. %D 2023 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib60597