@phdthesis{digilib60937, month = {August}, title = {NEGOSIASI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DAN NASIONALISME: Studi pada Dua Lembaga Pendidikan Salafi RA Imam Syafi?i dan TK Al-Iman di Bima}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 18300016048 Wahyu Mulyadi}, year = {2023}, note = {Promotor I :Prof. Dr. H. Sangkot Sirait, M.Ag dan Promotor II : Dr. Sabarudin, M.Si}, keywords = {negosiasi; lembaga pendidikan; Islam; nasionalisme; Salafi; dan JAS}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/60937/}, abstract = {Penelitian ini mengkaji tentang negosiasi lembaga pendidikan Islam dan nasionalisme yang dilakukan oleh dua organisasi pergerakan Islam yaitu, Salafi dan Jamaah Ansharu Syariah (JAS) sebagai gerakan Islam konservatif yang tujuan utamanya mengembalikan ajaran Islam pada dua sumber aslinya, yaitu Al- Qur?an dan sunah serta ?tidak banyak terlibat dalam konsep demokrasi?, tetapi pada sisi lain terlihat mampu melakukan negosiasi melalui lembaga pendidikan Islam dan nasionalisme. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik sehingga menjadi poin penting dalam kajian disertasi. Kajian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan kualitatif deskriptif dengan metode pengumpulan data, observasi, wawancara interaktif, dan dokumentasi. Wawancara interaktif dilakukan terhadap pihak sekolah, yayasan, masyarakat, dan pemerintah (Kadis Dikbud dan Kabid PAUD Kota Bima dan Kakemenag, Kasi Pendis dan Kasi Bimas Islam Kota Bima). Teknik dan metode ini digunakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan prinsip dasar proses ?negosiasi lembaga pendidikan Islam dan nasionalisme? dalam lembaga pendidikan anak usia dini yang berafiliasi Salafi dan JAS di Bima. Selanjutnya, untuk mempertajam aksesibilitas penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma teori kritik, yaitu teori antagonisme dan agonisme Chantal Mouffe. Temuan penelitian menunjukkan bahwa Salafi dan JAS menggunakan strategi mimikri Homi K. Bhabha untuk melakukan negosiasi kooperatif demi memperkuat eksistensi dalam menjalankan operasional pendidikan dengan meminjam gagasan yang didesain negara melalui simbolsimbol nasionalisme. Jadi, yang menjadi kebaruan dalam penelitian ini adalah nasionalisme imajiner ideologis, yaitu nasionalisme semu yang dilakukan untuk kepentingan eksistensi ideologi gerakan kelompok tertentu. Berdasarkan kajian yang dilakukan, terdapat adanya simulasi atau penyuntikan pemahaman yang dilakukan pada lembaga pendidikan RA Imam Syafi?i dan TK Al-Iman, seolah-olah menempatkan diri pada gaya kontemporer dan menjadi jangkar sebagai penyeimbang, sehingga berdampak pada eksistensi dan penguatan ideologi} }