@mastersthesis{digilib61366, month = {July}, title = {POTRET PESAN DAMAI DALAM AKUN INSTAGRAM NU GARIS LUCU: TELAAH CRITICAL DISCOURSE ANALYSIS PADA EKSKLUSIVISME BERAGAMA}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 19200010050 Baharuddin Harahap}, year = {2023}, note = {Pembimbing: Dr. Roma Ulinnuha, S.S., M.Hum.}, keywords = {Dakwah, NU Garis Lucu, Critical Discourse Analysis}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/61366/}, abstract = {Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bahasa dakwah yang termuat dalam akun Instagram NU Garis Lucu pada konten yang dipublikasi selama kurun waktu 2 tahun atau 76 minggu. Penelitian ini berangkat dari problem akademik yang menunjukkan bahwa terdapat resistensi atas klaim kebenaran tunggal kelompok beragama eksklusif. Penelitian ini merupakan studi kualitatif yang berjenis literer atau bercorak kepustakaan (library research) dengan metode analisis teks media. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini yaitu bagaimana latar belakang konstruksi media dalam akun Instagram NU garis lucu dan bagaimana pula ekspresi bahasa dakwah yang ditampilkan dalam akun Instagram NU Garis Lucu. Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, penelitian ini menggunakan metode Critical Discourse Analysis model Norman Fairclough. Adapaun argumen tesis ini adalah terdapat pesan damai dalam akun Instagram NU Garis Lucu di tengah meningkatnya eksklusivisme beragama. Hasil penelitian menunjukkan, pertama, akun Instagram NU Garis Lucu lebih dekat dengan kultur pesantren tradisional. Hal ini dapat dilihat dari aspek ekonomi-politik dan organisasi. Dengan demikian konten yang dibagikan berkaitan dengan kegiatan dan isu keagamaan yang berkaitan dengan organisasi Nahdlatul ?Ulama. Kedua, teks-teks yang dikonstruksi merupakan bagian dari serangkaian upaya yang dilakukan untuk merepresentasikan bagaimana Islam yang damai dimulai dari kalangan umat Islam sendiri dengan menggunakan bahasa yang dekat dengan masyarakat yakni bahasa humor. Akun ini juga ingin melawan bahasa-bahasa dakwah yang menyudutkan kelompok tertentu dan membela wacana marginal pesan damai agama. Pembelaan itu berupa resistensi terhadap klaim kebenaran tunggal kelompok beragama eksklusif. Tindakan ini menegaskan keberpihakan pada ideologi pesan damai agama.} }