%A NIM.: 02210965 Suryo Utomo %O Pembimbing: Khadiq, S.Ag., M.Hum. %T KOMUNIKASI KEAGAMAAN PEZIARAH KUBUR MAKAM WALI LIMBUNG DI TEMANGGUNG %X Secara historis sebagai kompleks makam makam muara limbung terbuka untuk sejarah masyarakat umum secara zaman walisongo namun tidak mengalami perkembangan yang cukup insentif sudah sejak lama maka mulai limbung dijadikan sebagai tempat untuk berziarah bagi masyarakat umum. Wali limbung semasa hidupnya dipercayai mempunyai ilmu gaib karena setiap saat beliau dapat berubah wujud jasmaninya. Oleh karena itu pengunjung tidak hanya sekedar berziarah akan tetapi lebih dari itu mereka juga saling berkomunikasi satu dengan lainnya. Baik komunikasi interpersonal maupun kelompok, tentang persoalan-persoalan keagamaan dan pengalaman-pengalaman mereka selama berziarah khususnya ketika mereka berziarah di makam wali limbung. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui serta mendeskripsikan bentuk komunikasi keagamaan berziarah kubur makam wali limbung serta untuk mengetahui materi apa saja yang menjadi bahan pembicaraan. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan untuk penelitian digunakan metode observasi metode wawancara, dan metode dokumentasi. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif yakni memaparkan dan menjelaskan terhadap suatu data yang telah dikumpulkan. Berdasarkan pada keseluruhan analisis yang telah dilakukan maka dapat ditemukan bahwa bentuk-bentuk komunikasi yang terjadi di makam wali limbung meliputi komunikasi verbal komunikasi nonverbal komunikasi interpersonal dan komunikasi kelompok. Materi yang dibahas oleh peziarah dari yang bersifat umum sampai khusus kesemuanya didasarkan pada agama. Adanya masalah-masalah tertentu yang dihadapi pengunjung, baik persoalan-persoalan personal atau persoalan-persoalan interpersonal akan menjadi pendorong atau motivasi pengunjung makam untuk melakukan komunikasi dengan sejarah lainnya Secara historis sebagai kompleks makam makam muara limbung terbuka untuk sejarah masyarakat umum secara zaman walisongo namun tidak mengalami perkembangan yang cukup insentif sudah sejak lama maka mulai limbung dijadikan sebagai tempat untuk berziarah bagi masyarakat umum. Wali limbung semasa hidupnya dipercayai mempunyai ilmu gaib karena setiap saat beliau dapat berubah wujud jasmaninya. Oleh karena itu pengunjung tidak hanya sekedar berziarah akan tetapi lebih dari itu mereka juga saling berkomunikasi satu dengan lainnya. Baik komunikasi interpersonal maupun kelompok, tentang persoalan-persoalan keagamaan dan pengalaman-pengalaman mereka selama berziarah khususnya ketika mereka berziarah di makam wali limbung. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui serta mendeskripsikan bentuk komunikasi keagamaan berziarah kubur makam wali limbung serta untuk mengetahui materi apa saja yang menjadi bahan pembicaraan. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan untuk penelitian digunakan metode observasi metode wawancara, dan metode dokumentasi. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif yakni memaparkan dan menjelaskan terhadap suatu data yang telah dikumpulkan. Berdasarkan pada keseluruhan analisis yang telah dilakukan maka dapat ditemukan bahwa bentuk-bentuk komunikasi yang terjadi di makam wali limbung meliputi komunikasi verbal komunikasi nonverbal komunikasi interpersonal dan komunikasi kelompok. Materi yang dibahas oleh peziarah dari yang bersifat umum sampai khusus kesemuanya didasarkan pada agama. Adanya masalah-masalah tertentu yang dihadapi pengunjung, baik persoalan-persoalan personal atau persoalan-persoalan interpersonal akan menjadi pendorong atau motivasi pengunjung makam untuk melakukan komunikasi dengan sejarah lainnya %K Komunikasi Keagamaan, Ziarah Kubur, Makam Wali Limbung %D 2006 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib61672