eprintid: 61881 rev_number: 11 eprint_status: archive userid: 12243 dir: disk0/00/06/18/81 datestamp: 2023-10-26 05:06:30 lastmod: 2023-10-26 05:06:30 status_changed: 2023-10-26 05:06:30 type: thesis metadata_visibility: show contact_email: muchti.nurhidaya@uin-suka.ac.id creators_name: Yahya, NIM.: 00410530 title: TINJAUAN PSIKOLOGIS TERHADAP KANDUNGAN HADITS PERINTAH SHALAT BAGI ANAK USIA 7 DAN 10 TAHUN ispublished: pub subjects: P subjects: sol_at divisions: jur_pai full_text_status: restricted keywords: perkembangan moral; psikologi; Pendidikan Islam; moralitas; kepribadian note: Pembimbing: Dra. Hj. Susilaningsih,M.A abstract: Hadits-hadits tentang perintah mendidik anak untuk melakukan shalat sejak usia 7 dan 10 tahun ini diriwayatkan oleh Abu Daud, Ad-Darimi, At­l urmudzi, dan Ahmad bin Hanbal, dalam penelitian ini penulis hanya akan meneliti hadits riwayat Abu Daud dalam tema kapan diperintahkan anak untuk shalat. Jenis penelitian yang digunakan dalam menyusun skripsi ini adalah penelitian kepustakaan (library research). Sumber primer penelitian ini adalah kitab Sunan Abi Daud, karya Muhammad Muhyiddin Abdul Hamid, buku psikologi perkembangan, psikologi agama, dan psikologi pendidikan. Sedangkan sumber skundernya adalah kitab Sunan Turmudzi, Sunan ad-Darimi, dan Sunan Ahmad ibn Hanbal, disamping itu penelitian ini didukung pula oleh kitab hadits dan buku-buku lain yang mempunyai relevansi. 1. Hadits perintah shalat yang diriwayatkan oleh Abu Daud mengandung arti bahwa orang tua mempunyai kewajiban untuk memerintah atau mengajarkan anaknya shalat ketika berusia 7;0 tahun dan memukulnya ketika berusia 10;0 tahun karena meninggalkan shalat. Disamping itu secara tersirat hadits tersebut mengindikasikan kepada orang tua atau guru untuk: a. Menanamkan nilai-nilai agama sejak usia dini. b. Dalam memberikan pelajaran orang tua atau guru hendaknya memperhatikan perkembangan usia anak, sehingga tujuan pendidikan dari orang tua atau guru dapat tercapai. 2. Bila hadits tersebnt dilihat dari tinjauan psikologi agama memang ada perbedaan antara anak usia 7 dan 10 tahun baik perbedaan itu bersifat fisik maupun psikis, secara fisik maupun psikis untuk anak usia 7 tahun memang belum siap untuk dihukum, sedangkan untuk anak usia 10 tahun secara fisik maupun psikis sudah matang sehingga siap untuk dihukum. Jadi hadits di atas bila ditinjau dari sudut psikologi memang sudah pas. Dalam pandangan psikologi metode mengajarkan nilai-nilai agama untuk anak usia 7 dan 10 tahun adalah sbb: a. Untuk anak usia 7 tahun dengan menggunakan metodc rutinitas dan pembiasaan. b. Sedang anak usia 10 tahun dengan menggunakan metode pemberian hukuman (teguran) dan pemberian disiplin. date: 2004-08-04 date_type: published institution: UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA department: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN thesis_type: skripsi thesis_name: other citation: Yahya, NIM.: 00410530 (2004) TINJAUAN PSIKOLOGIS TERHADAP KANDUNGAN HADITS PERINTAH SHALAT BAGI ANAK USIA 7 DAN 10 TAHUN. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/61881/1/00410530_BAB%20I_BAB%20V_DAFTAR%20PUSTAKA.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/61881/2/00410530_BAB%20II_BAB%20IV.pdf