@phdthesis{digilib62319, month = {June}, title = {SYIFA DALAM TAFSIR AL-AZHAR, DEPARTEMEN AGAMA DAN AL-MISHBAH}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 06530052 Rohman}, year = {2011}, note = {Pembimbing: Prof. Dr. H. Muhammad, M.Ag}, keywords = {Syifa?, Tafsir Al-Azhar, Tafsir Al-Mishbah}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/62319/}, abstract = {Fokus dari penelitian ini syif{\=a} dalam Tafsir Al-Azhar, Departemen Agama dan Al-Mishb{\=a}h. Tema syif{\=a} dipilih didasari keinginan peneliti untuk mengetahui dan memahami syif{\=a} secara mendalam. Di samping itu juga dilatarbelaangi oleh masalah-masalah kemanusiaan yang muncul dengan berbagai macam, terutama masalah-masalah yang berkaitan dengan psikologi manusia. Para pakar berpendapat bahwa kesan sains dan teknologi terhadap hal ihwal yang menyangkut masalah psikologi manusia dapat meningkatkan statistik penderita kemurungan, kegelisahan, fobia, tekanan dan sebagainya. Banyak orang mengalami ketidakstabilan emosi spiritual dan psikologi, sehingga tingkat penderita penyakit mental dan pelaku yang terkait dengan bunuh diri meningkat. Mengingat peliknya persoalan-persoalan yang kerap dihadapi manusia tanpa memandang bulu baik di kalangan kaum tua, remaja dan anak-anak maka pendidikan yang merupakan sebagai sarana memanusiakan manusia yakni manusia yang berkembang dan berakhlakul karimah masih belum bisa membuat manusia dapat menyelesaikan masalah hidupnya dengan baik. Untuk mengetahui penafsiran syif{\=a} yang relevan dengan konteks ke-Indonesiaan saat ini, peneliti mengambil sumber penfasiran dari Hamka, DEPAG dan M. Quraish Shihab. Mengingat mereka adalah para tokoh mufassir yang berasal dan hidup di Indonesia dan memahami situasi dan kondisi yang ada di Indonesia. Berangkat dari latar belakang di atas, maka penelitian ini difokuskan pada pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah sebagai berikut: pertama, bagaimana inti penafsiran penafsian syif{\=a} menurut ketiga tafsir tersebut? Dan kedua, apa relevansi penafsiran ketiga tafsir trsebut tentang syif{\=a} dengan konteks kekinian? Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif-analitik bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis penafsiran Hamka, DEPAG dan Quraish Shihab. Dengan pendekatan historis yang menekankan pentingnya memahami Al-Qur?an dengan konteks kesejarahan, lalu diterapkan pada situasi masa kini kemudian membawa fenomena-fenomena sosial ke dalam naungan Al- Qur?an. Penelitian ini: pertama, menurut ketiga Tafsir syif{\=a} dipahami sebagai obat QS. Yunus [10] ayat 57, QS. An Nahl [16] ayat 69, QS. Al Isra [17] ayat 82 dan QS. Fushshilat [41] ayat 44, melegakan hati QS. At Taubah [9] ayat 14 dan menyembuhkan QS. As Syu?ara [26] ayat 80. Kedua menurut peneliti, penafsiran Hamka, DEPAG dan Quraish Shihab tentang syif{\=a} dapat diambil relevansinya dengan konteks sekarang, Al-Qur?an sebagai obat, penawar atau penyembuh bagi apa yang terdapat dalam dada, Madu yang di dalamnya terdapat obat penyembuh bagi manusia dan Allah yang mempunyai kehendak dan penentu menyembuhkan ketika sesorang sakit. Pentingnya Al-Qur?an digunakan sebagai obat dengan artian petunjuk sebagai jalan untuk memperoleh kesembuhan sekaligus penawar dan pencegah datangnya penyakit serta pencegah bertambahnya penyakit dengan menghilangkan penyakit yang sudah menjangkit.} }