@phdthesis{digilib62321, month = {April}, title = {PEWAHYUAN AL-QUR?AN MENURUT HISYAM JU?AIT DALAM BUKU FI AL-SIRAH AL-NABAWIYYAH 1: AL-WAHY WA AL-QUR?AN WA AL-NUBUWWAH}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 07530075 Nazmiah}, year = {2011}, note = {Pembimbing: Dadi Nurhaedi, S.Ag., M.Si}, keywords = {Hisyam Ju?ait, Wahyu dan Al-Syakhsu Al-Mawara, Sosok Metafisik}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/62321/}, abstract = {Ada beberapa faktor penting dalam wacana ?ulum al-Qur?an untuk selalu diperhatikan dalam mengkaji wahyu; (1) kajian tentang wahyu menjadi pijakan dasar bagi tema-tema ?ulum al-Qur?an yang lain, (2) dengan kajian ini dapat menangkal dan menghapus keraguan orang-orang yang ingkar terhadap wahyu baik yang dilakukan oleh orang-orang Jahiliyah ataupun orang modern, (3) beberapa tahapan dan ?cara-cara pewahyuan? masih membuka pemikiran dan penafsiran yang interpretatif dan spekulatif. Hisyam Ju?ait, seorang sejarawan muslim, dalam bukunya F{\=i} al-Sirah al- Nabawiyyah I: al-Wahy wa al-Qur?an wa al-Nubuwwah, mencoba menawarkan pemikiran dan metode baru dalam memahami pewahyuan al-Qur?an. Ia menelaah tentang wahyu dengan menggunakan pendekatan historis dan metode rasional. Dari masalah tersebut, penulis mencoba merumuskan masalah, yaitu apa yang melatarbelakangi pemahaman Hisyam Ju?ait tentang pewahyuan al-Qur?an dalam buku F{\=i} al-Sirah al-Nabawiyyah I: al-Wahy wa al-Qur?an wa al- Nubuwwah?, dan bagaimana pewahyuan al-Qur?an menurut Hisyam Ju?ait?, serta apa kontribusi pemikirannya terhadap kajian ?ulum al-Qur?an?. Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kepustakaan (library research) dan sumber data primer adalah buku F{\=i} al-S{\=i}rah al-Nabawiyyah I: al- Wahy wa al-Qur?{\=a}n wa al-Nubuwwah. Maka untuk menjawab permasalahan tersebut, digunakan metode deskriptif-analisis. Data-data yang diperoleh kemudian diuraikaikan secara sistematis dan dianalisis, yaitu memaparkan penjelasan secara mendalam berdasarkan data-data yang sudah diklasifikasikan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penurunan wahyu kepada Nabi Muhammad saw. datang setelah terjadinya peristiwa penampakan (tajalli) sosok metafisik dengan bertumpu pada QS. al-Takwir ayat 19-25 dan QS. al- Najm ayat 1-18. Hal ini dikarenakan kedua surah tersebut menjelaskan dengan detail pristiwa yang terjadi pada saat pewahyuan pertama di gua Hira, dan pertemuan dengan Allah saat mi'raj. Singkatnya, penurunan wahyu menurut Ju?ait sama halnya dengan pemahaman kebanyakan ulama lain. Penurunan wahyu ada dua, yaitu (1) tanpa perantara, yaitu dengan kata-kata langsung dan pengilhaman makna ke dalam hati serta melalui mimpi. (2) melalui perantara, yaitu ?utusan yang mulia (QS. al-Takwir)? atau ?sosok yang kuat (QS. al-Najm)?, Ju?ait menyebutnya dengan ?al-syakhsu al-mawara?i? (sosok metafisik) yang kuat. Adapun kontribusi pemikiran Hisyam Ju?ait terhadap kajian ?ulum al- Qur?an, yaitu memberikan metodologi baru dalam memahami sejarah pewahyuan al-Qur?an yaitu metode aqlani tafahhumi seperti dalam memahami sosok metafisik yang kuat ?Jibril?. Jibril diambil dari bahasa Ibrani yaitu ?Jibr? (kekuatan) dan ?Il? (Tuhan). Jadi, Jibril merupakan kekuatan Tuhan. dan mengeksplorasi konsep wahyu dengan menekankan aspek rasional (aqli) terhadap berbagai ayat al-Qur?an. Hal ini tidak berarti meninggalkan petunjuk al-Qur?an dan hadis melainkan justru berangkat darinya Ju?ait mencoba merangkai berbagai petunjuk menjadi satu kesatuan yang rasional dan sistematis} }