@phdthesis{digilib6252, month = {July}, title = {PEMBELAJARAN KOSA KATA BAGI TUNA NETRA (STUDI KASUS BAGI SISWA KELAS VII LB YAKATUNIS YOGYAKARTA)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 07420020 Abdal Chaqil Harimi}, year = {2011}, note = {Pembimbing: Dr.H. Nazri Syakur, M.A.}, keywords = {Pembelajaran Bahas Arab, Kosa Kata, Tuna Netra,}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/6252/}, abstract = {ABSTRAK Kosa kata merupakan unsur penting dalam pembelajaran bahasa Arab. Semakin banyak kosa kata yang dikuasai pembelajar maka akan semakin mudah dia dalam mempelajari bahasa Arab atau dalam mencapai kemahiran berbahasa arab. Oleh karena itu penguasaan kosa kata sebanyak-banyak nya merupakan suatu hal yang sangat urgen. Peserta didik tidak begitu saja dapat menguasai kosa kata. Terdapat teknik dalam pembelajaran kosa kata. Namun yang menjadi persoalan di sini adalah bagaimana pembelajaran kosa kata bagi siswa yang memiliki ketebatasan fisik seperti siswa tuna netra?. Inilah yang akan diangkat oleh penulis. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus yaitu merupakan penelitian yang menggambarkan bagaimana pembelajaran kosa kata MTs LB Yaketunis Yogyakarta. Adapun instrumen pengumpuan data yang penulis gunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran bahasa Arab di sekolah tersebut tidak jauh berbeda meskipun terdapat beberapa perbedaan dengan sekolah-sekolah yang lain yaitu guru menggunakan metodemetode pembelajaran yang sama seperti metode langsung, metode gramatika dan tarjamah, metode ceramah, metode tanya jawab, metode penugasan. Dan yang berbeda dengan sekolah lain adalah guru mendahulukan maharah kitabah dari pada maharah qira'ah. Hal ini disebabkan tidak adanya buku-buku yang bertuliskan braille. Siswa tidak akan bisa membaca sebelum mereka menulis. Karena yang mereka baca itu merupakan hasil tulisan mereka sendiri. Pembelajaran kosa katapun juga seperti itu, yaitu sama seperti sekolah lain namun terdapat sedikit perbedaan bahwa siswa dalam penyajian makna kosa kata guru tidak mungkin menggunakan teknik gambar, karena mereka tidak bisa melihat dan juga dengan metode contoh karena siswa juga tidak bisa melihat gerakan-gerakan oleh guru. Bahkan guru bisa menggunakan metode khusus bagi mereka yaitu metode suara. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru juga disesuaikan dengan kemampuan mereka yaitu jika mereka kurang jelas apa yang disampaikan atau diucapkan oleh guru guru mengulanginya bahkan guru tidak jarang untuk mengucapkan huruf per huruf. Dan juga guru tidak membiarkan muridnya untuk terlalu banyak bergerak karena akan membahayakan mereka seperti saling bertabrakan. div} }