@phdthesis{digilib62669, month = {December}, title = {PERDAGANGAN MARITIM PADA MASA SULTAN MUHAMMAD BAHAUDDIN DI KESULTANAN PALEMBANG}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 18101020004 Rahmi Robi?atul Fadhilah}, year = {2022}, note = {Pembimbing: Fatiyah, S.Hum.,M.A}, keywords = {Perdagangan, Maritim, Pelabuhan, Ekonomi}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/62669/}, abstract = {Fokus kajian dalam penelitian ini adalah kegiatan perdagangan maritim di Kesultanan Palembang pada Masa pemerintahan Sultan Bahauddin. Menariknya perdagangan dalam Kesultanan Palembang dimonopoli oleh Sultan sedangkan perdagangan ke pasar internasional dimonopoli oleh VOC. Walaupun demikian Masa Sultan Bahauddin masih mengalami kemajuan ekonomi khususnya sektor perdagangan. Kemajuan sektor perdagangan memberikan dampak bagi Islam. Pendekatan yang digunakan adalah ekonomi politik dengan teori keynesian oleh John Maynard Keynes. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan metode sejarah dengan empat tahap yaitu heuristik, verifikasi, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian ini, dapat dijelaskan bahwa perdagangan maritim di pelabuhan Palembang merupakan pelabuhan transito. Selain lada komoditi timah berkembang pesat pada pemerintahan Sultan Muhammad Bahauddin. Sistem monopoli dengan wilayah pedalaman disebut tiban-tukon. Cara kerjanya Sultan mengirim barang dari Palembang yang dibutuhkan oleh masyarakat pedalaman kemudian ditukar dengan hasil bumi pedalaman seperti lada, kapas, damar. Sedangkan harga lada juga sudah ditetapkan oleh sultan. Tiban sebenarnya sama dengan pertukaran hasil dalam negeri dengan barang asing dan tukon berarti sama tetapi ditukar dengan uang. Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Bahauddin terjadi perdagangan bebas dalam arti walaupun masih terikat kontrak secara tertulis akan tetapi Sultan tidak memperhatikan kontrak tersebut. Akibatnya Belanda membaharui kontrak dagang dengan Palembang pada tahun 1791. Masyarakat Palembang menjajakan dagangannya melalui perantara Cina dan Arab. Pribumi dari pedalaman membawa dagangannya melalui sungai Batanghari Sembilan. Lalu lintas perdagangan maritim menyebabkan proses Islamisasi di wilayah Kesultanan Palembang semakin mudah. Selain itu kemajuan sektor perdagangan di Kesultanan Palembang berdampak bagi pembangunan infrastruktur sektor keagamaan.} }