%A NIM.: 21200012014 Agustari %O Pembimbing: Dr. Roma Ulinnuha, S.S., M.Hum. %T WACANA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM ADVOKASI KEBIJAKAN PERTAMBANGAN RAKYAT DI BANGKA BELITUNG %X Berdasarkan isu aktual yang berkaitan dengan konflik pertambangan timah di Bangka Belitung, studi ini dimaksudkan untuk menganalisis wacana advokasi kesejahteraan sosial dalam sebuah diskursus kebijakan pertambangan timah rakyat dengan pendekatan konstruktivis. Dalam konteks pendekatan wacana, kebijakan pertambangan rakyat adalah suatu arena pertarungan di antara para aktor kepentingan, seperti pemerintah, swasta, organisasi masyarakat sipil, dan masyarakat lokal. Pertarungan kepentingan antar aktor koalisi pro dan kontra dalam memperebutkan legitimasi wacana kesejahteraan adalah fokus penelitian untuk mempengaruhi perilaku publik. Metode penelitian kualitatif digunakan dalam studi ini. Data primer dan sekunder digunakan sebagai sumber data penelitian. Teknik pengumpulan data pada studi ini meliputi wawancara, observasi, dokumentasi dan studi literatur. Konsep Advocacy Coalition Framework (ACF) milik Sabitier dan Jenkins digunakan dalam penelitian untuk menganalisis aktor-aktor yang melakukan pembentukan koalisi dalam polemik kebijakan pertambangan timah rakyat. Selain itu, konsep wacana (discourse theory) milik Laclau dan Mouffe digunakan untuk menjelaskan bahwa proses suatu wacana dapat menjadi sebuah hegemoni manakala wacana tersebut mampu bertransformasi menjadi imaji atau kebenaran sementara yang diterima secara luas oleh publik untuk mempengaruhi perilaku masyarakat. Wacana kesejahteraan sebagai jalan keluar atas persoalan krisis yang kemudian ditetapkan maknanya oleh aktor berkepentingan melalui berbagai penanda mengambang (floating signifiers), seperti menjaga keberlanjutan ekologis, janji keselamatan pekerja akibat kecelakaan pertambangan tanpa izin, menumbuhkan ekonomi lokal, hingga royalti pemasukan bagi daerah dan negara. Berikut adalah beberapa hasil dari studi ini. Pertama, praktik pertarungan kepentingan tersebut dibangun oleh aktor koalisi pro tambang rakyat dengan memotret dimensi positif melalui narasi “formalisasi kebijakan tambang rakyat sebagai harapan utama kesejahteraan” untuk menutupi dimensi negatif dari praktik pertambangan. Kemudian, praktik artikulasi makna yang kontradiksi dibangun juga oleh aktor-aktor kontra pertambangan timah dengan memotret dimensi negatif melalui narasi “pertambangan merusak lingkungan” serta “melaut dan bertani sebagai jalan kesejahteraan”. Kedua, kontestasi wacana kesejahteraan antar aktor koalisi yang berseberangan (aktor pro dan kontra) disebabkan oleh tiga faktor yaitu: kepentingan sosial ekonomi, politik ekologi, dan keberadaan aktor koalisi. Ketiga, upaya mediasi yang dilakukan adalah menerapkan kebijakan advokasi dengan mempertegas pada argumen kebijakan (urgensi dan resistensi dari formalisasi kebijakan pertambangan rakyat). Hal tersebut menawarkan paradigma analisis agonistik untuk mengubah antagonisme menjadi agonisme. Pemikiran agonisme memandang, setiap perselisihan selalu melibatkan hubungan antagonistik yang harus ditangani sebagai mediator potensial, bukan sebagai musuh yang harus dikalahkan. %K Kebijakan, Tambang Rakyat, Kontestasi Wacana Kesejahteraan, Advocacy Coalition Framework %D 2023 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib63089