@mastersthesis{digilib63266, month = {November}, title = {PERAN TEMAN SEBAYA DALAM PENYESUAIAN DIRI PADA SANTRI BARU YANG MENGALAMI HOMESICKNESS DI PESANTREN NURUL UMMAH YOGYAKARTA}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 21200012021 Mutiara Cahya Noviani}, year = {2023}, note = {Pembimbing: Prof. Zulkipli Lessy, M.Ag., M.S.W., Ph.D.}, keywords = {teman sebaya; penyesuaian diri; Homesickness}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63266/}, abstract = {Para santri yang melanjutkan pendidikan yang jauh dari orang tua dan keluarganya dihadapkan pada berbagai kemungkinan yang dialaminya karena berada di lingkungan baru yakni di pondok pesantren. Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh santri yaitu homesickness. Saat awal memasuki pesantren, santri yang mengalami homesickness menjadi sedih, murung, atau menangis karena rindu orang tua dan keluarga. Kondisi seperti ini membuat santri memerlukan proses adaptasi dengan lingkungan baru. Dalam proses menyesuaikan diri dengan baik, santri memerlukan kehadiran seseorang untuk membantunya agar homesickness menjadi teratasi. Sebab itu, diperlukannya peran teman sebaya. Berangkat dari sini, penulis ingin menggali lebih jauh faktor-faktor penyebab mengapa santri mengalami homesickness dan bagaimana peran teman sebaya dalam penyesuaian diri pada santri baru yang homesickness. Studi ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah santri baru Pesantren Nurul Ummah Yogyakarta berjumlah tiga belas orang, duduk di kelas X Madrasah Aliyah. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara semi-struktur, dan dokumentasi. Teknik analisis data adalah model analisis Miles dan Huberman yakni dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan para santri subjek penelitian mengalami homesickness ditandai dengan kondisi sering menangis, gelisah, perubahan suasana hati, sulit melakukan interaksi dan konsentrasi, suka menyendiri dan melamun, malas beraktivitas, atau mengalami penurunan nafsu makan. Faktor penyebab santri mengalami homesickness adalah sedikitnya pengalaman jauh dari keluarga, ketergantungan yang kuat pada orang tua, memiliki kontrol diri yang rendah dan sikap negatif, dan terpenting adalah perbedaan budaya yang mengakibatkan (cultural shock). Proses yang dilalui oleh para santri untuk dapat menyesuaikan diri di pesantren didukung oleh peranan teman sebaya. Hampir seluruh santri subjek mengungkapkan peran teman sebaya membantu mereka menyesuaikan diri karena dengan ini mereka dapat berinteraksi dengan baik, membantu mengontrol tingkah laku dengan saling mengingatkan agar tidak melanggar peraturan dan dapat saling berbagi rasa.} }