eprintid: 63358 rev_number: 14 eprint_status: archive userid: 12460 dir: disk0/00/06/33/58 datestamp: 2024-02-01 02:47:03 lastmod: 2024-02-01 02:47:03 status_changed: 2024-02-01 02:47:03 type: thesis metadata_visibility: show contact_email: muh.khabib@uin-suka.ac.id creators_name: Muhammad Fathun Niam, NIM.: 19105030035 title: TAFSIR ATAS QS. AN-NISA’ [4]: 34 DALAM PERSPEKTIF QIRA’AH MUBADALAH (PEMBACAAN ULANG LAFAZIDRIBUHUNNA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP NUSYUZ LAKI-LAKI) ispublished: pub subjects: iath divisions: jur_ial full_text_status: restricted keywords: Qira’ah Mubadalah Mubadalah, Kekerasan, QS. an an-Nisa’ [4]: 34 note: Pembimbing: Nafisatul Mu’awwanah, M.A. abstract: Penelitian mengenai QS. an-Nisa’ [4]: 34 selama ini masih membawa persepsi oposisi-biner: dalam tafsiranselama inisering mengesampingkan lafaẓ iḍribuhunna sebagai objek kajian, dan memfokuskannya pada kata qawwam ataupun nusyuz, dan cenderung mengabaikan ayat fa‘iẓuhunna, wahjuruhunna fī al-maḍaji‘i, dan ayat waḍribuhunna. Tidak jarang dalam memahami lafaẓ iḍribuhunnaterkesan masih terjebak dalam nuansa tafsir yang tekstual. Bahkan tafsiran-tafsiran belakang masih saja memaknai lafaẓ iḍribuhunnadengan kata memukul, walaupun akan ditambahkan narasi bahwa pukulan yang dimaksud adalah pukulan yang ringan. Konsekuensitafsiran semacam itu akan membawa kesan Al-Qur’an yang kontradiktif. Bahkan memukul dengan dalih agar pelaku nusyuzkembali atau lepas dari perbuatan nusyuz-nya tentu tidak logis, bahkan bisa jadi memukul menyebabkan sakit hati dan berujung pada perpecahan. Al-Qur’an membawa ide raḥmatan lil ‘alamin, membawa kasih kepada alam, dan jelas di dalamnya membawa konsep egaliter. Qira’ah mubadalahdikedepankan dalam penelitian ini sebagai alat untuk mencari pesan utama teks iḍribuhunnaserta menyalingkan ayat yang dimaksud, bahwa laki-laki memiliki potensi nusyuz sebagaimana juga dalam QS. an-Nisa’ [4]: 128, dan memiliki konsekuensi sanksi yang harusnya sama. Tulisan ini menawarkan kebaharuan dalam upaya menafsirkan ayat. Setidaknya, kata iḍribuhunna bisa dikeluarkan dari konteks memukul dengan fisik, karena tujuan sanksi yang diberikan oleh Al-Qur’an adalah sebagai jalan agar pelaku nusyuz dapat berpaling dari perilaku nusyuz-nya, dan mencapai apa yang disebut dalam QS. an-Nisa’ [4]: 128 sebagai sulḥanatau perdamaian. Kedua adalah konsekuensi tafsiran dengan kesalingan terhadap tindakan nusyuz yang dilakukan oleh suami adalah sama dengan konsekuensi nusyuz yang dilakukan oleh perempuan. Artinya, ayat tidak kemudian memberi ke sewenangan laki-laki melakukan kekerasan. Dari hasil penelitian ini dapat dipahami bahwa: pertama, gagasan utama ayat wallatī takhafuna nusyuzahunna fa’iẓuhunna wahjuruhunna fī al-maḍaji‘ waḍribuhunna QS. an-Nisa’ [4]: 34 adalah isyarat—secara mafhum—keharusan laki-laki atau perempuan untuk meluruskan pelaku nusyuz dengan harapan faiatu ila amrillah (bisa kembali kepada perintah Allah, yakni keluar dari pembangkangannya), bukan langkah rigid yang harus dilakukan untuk menjadi solusi pembangkangan (nusyuz). Selanjutnya, makna lafaẓ waḍribuhunna adalah tindakan atau ucapanyang memberikan bekas dan kesan pada pelaku, sehingga dengan bekas berupa kesan tersebut pelaku dapat menyadari kesalahannya.Kedua, pemukulan yang dilakukan suami dengan alasan istrinya berlaku nusyuz termasuk tindakan nusyuz, sebagaimana pemaknaan nusyuz sebagai perilaku sewenang-wenang karena merasa tinggi, sebagaimana dalam UU No. 23 tahun 2004 tentang PKDRT, bahwa tindakan menguasai (hegemoni) dan memukul termasuk dalam cakupan tindakan KDRT yang selama ini tindakan tersebut belum disapa oleh fikih. date: 2023-12-05 date_type: published pages: 177 institution: UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA department: FAKULTAS USHULUDDIN, STUDI AGAMA DAN PEMIKIRAN ISLAM thesis_type: skripsi thesis_name: other citation: Muhammad Fathun Niam, NIM.: 19105030035 (2023) TAFSIR ATAS QS. AN-NISA’ [4]: 34 DALAM PERSPEKTIF QIRA’AH MUBADALAH (PEMBACAAN ULANG LAFAZIDRIBUHUNNA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP NUSYUZ LAKI-LAKI). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63358/1/19105030035_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63358/8/19105030035_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf