@phdthesis{digilib63367, month = {September}, title = {ADAPTASI MASYARAKAT WONOKROMO DALAM TRADISI REBO PUNGKASAN PASCA PANDEMI COVID-19}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.:19105040051 Mukhlis Hidayat}, year = {2023}, note = {Pembimbing: Ratna Istriyani, M.A.}, keywords = {Adaptasi Masyarakat, Tradisi, Rebo Pungkasan}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63367/}, abstract = {Tradisi Rebo Pungkasan merupakan upacara adat yang dilaksanakan masyarakat di Desa Wonokromo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul sejak tahun 1784. Upacara adat ini bertujuan untuk ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan mengenang jasa Kyai pertama di Wonokromo yaitu Kyai Fakih Usman atau Kyai Welit. Dia dianggap orang yang mempunyai kelebihan ilmu dalam bidang keagamaan dan ketabiban yang dipercayai bisa menyembuhkan penyakit dengan cara disuwuk yaitu dikasih air yang dibacakan ayat Al-Qur?an dan diminumkan kepada orang yang sakit. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang didalamnya terdapat sumber data primer yaitu observasi dan wawancara terhadap lima masyarakat di Desa Wonokromo seperti tokoh agama, Bapak Lurah, Pak Kyai serta pihak-pihak desa yang berhubungan dengan aspek demografi Desa Wonokromo agar memperoleh data dengan akurat. Adapun sumber data sekunder yaitu berasal dari referensi yang diperoleh melalui literatur yang berkaitan dengan Tradisi Rebo Pungkasan. Pengumpulan data tersebut dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori AGIL yang dikemukakan oleh Talcott Parsons. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa adaptasi masyarakat Wonokromo dalam Tradisi Rebo Pungkasan yang terjadi disebabkan adanya Pandemi Covid-19 saat itu. Karena dengan adanya Pandemi Covid-19 saat itu menyebabkan tradisi Rebo Pungkasan di Wonokromo diberhentikan selama dua tahun yaitu pada tahun 2020 sampai 2021. Sehingga masyarakat Wonokromo harus beradaptasi terhadap lingkungan yang baru. Adapun faktor lain penyebab tradisi diberhentikan yaitu dikarenakan dari pemerintahan juga sudah menganjurkan bahwa selama Pandemi Covid-19 tidak boleh melakukan kegiatan yang bersifat menimbulkan banyak kerumunan. Walaupun dengan keadaan dan kondisi seperti itu masyarakat Wonokromo tetap melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasanya dengan menggunakan protokol kesehatan berupa masker dan berjaga jarak antara satu sama lainnya.} }