@phdthesis{digilib63399, month = {December}, title = {TAFSIR KONTEKSTUAL QS. AL-QASAS [28]: 77 TENTANG KESEIMBANGAN HIDUP SEBAGAI INDIKATOR KEBAHAGIAAN MANUSIA (PENERAPAN METODE TAFSIR KONTEKSTUAL ABDULLAH SAEED)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 20105030109 Ahmad Zahir Khan Al-Rifqi}, year = {2023}, note = {Pembimbing: Fitriana Firdausi S.Th,I. M.Hum.}, keywords = {Kebahagiaan, Kontekstual, QS. al-Qasas [28]: 77}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63399/}, abstract = {Penelitian ini mengkaji QS. al-Qas\}as\} [28]: 77 dalam kaitannya dengan keseimbangan hidup sebagai indikator kebahagiaan manusia. Dalam beberapa kitab tafsir disebutkan bahwa ayat ini dipahami sebagai anjuran untuk mengutamakan kepentingan akhirat, dan adanya kehidupan dunia semata-mata bertujuan untuk mendapatkan kebahagiaan di akhirat. Di era kontemporer, terdapat sebuah kondisi, di mana penentu indikator kebahagiaan adalah dari sisi material sehingga meninggalkan sisi spiritual, dan juga ditemukan situasi yang sebaliknya. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis pengumpulan data yang bersifat kepustakaan. Data-data yang ada selanjutnya dianalisis melalui pendekatan kontekstual Abdullah Saeed. Pendekatan ini berusaha untuk mengeksplorasi dua dimensi makna Al-Qur?an, yaitu makna historis dan makna kontemporer dengan tetap mempertimbangkan makna dalam konteks penghubung. Melalui pendekatan ini, terlebih dahulu diperlukan pemahaman secara kebahasaan dan melalui pemahaman oleh masyarakat pada masa pewahyuan atau konteks aslinya, untuk mendapatkan makna historis. Makna historis yang telah ditentukan, kemudian diadaptasikan dengan kondisi kontemporer melalui pertimbangan-pertimbangan dalam konteks penghubung. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa ayat ini turun dalam konteks masyarakat Arab Makkah yang cenderung bersikap keduniawian disebabkan oleh kondisi geografis Jazirah Arab. Kondisi ini membuat mayoritas masyarakat Arab Makkah tidak mempercayai konsep kehidupan setelah di dunia, atau hari akhir. Secara spesifik, ayat ini turun untuk memberi teguran dan memperingatkan mereka agar segera mempercayai Allah sebagai tuhan yang satu dan dan mempercayai kehidupan akhirat melalui kisah-kisah umat nabi terdahulu agar mereka tidak bernasib sama seperti umat tersebut. Oleh karena itu, ayat ini tergolong dalam nilai instruksional, yang mungkin bersifat temporal dan mungkin bersifat universal. Berdasarkan pertimbangan frekuensi penyebutan dalam Al-Qur?an, penekanan dalam dakwah Nabi, dan relevansi terhadap dakwah Nabi, dapat diketahui bahwa mengutamakan akhirat yang ditekankan dalam ayat ini bersifat temporal. Sedangkan makna universal atau hierarki nilai dari ayat ini adalah keseimbangan hidup antara dunia dan akhirat untuk mencapai kebahagiaan. Ketidakonsistenan penafsiran dalam konteks penghubung memperkuat sifat temporal ayat ini, dan adanya kemungkinan ditafsirkan secara berbeda dalam konteks kontemporer dengan tetap memperhatikan makna universal. Sehingga makna yang bisa diadaptasikan di era kontemporer dari QS. al-Qas\}as\} [28]: 77 adalah adanya keseimbangan hidup sebagai indikator kebahagiaan.} }