TY - THES N1 - Pembimbing: Prof. Dr. Muhammad, M.Ag ID - digilib63435 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/63435/ A1 - Yakhsyallah, NIM.: 21205031025 Y1 - 2023/12/12/ N2 - Isu pemenuhan hak dan perlindungan anak yatim menjadi konsen banyak pihak. Anak yatim rentan mengalami berbagai kelemahan, seperti kekerasan psikis, verbal, dan seksual, serta secara ekonomi akibat tiadanya figur ayah sebagai pelindung utama. Keadaan ini tidak sesuai dengan pesan-pesan ayat al-Quran tentang perlunya memberikan kepedulian terhadap mereka. Al-Quran memberikan pesan preventif kepada para kerabat di sekelilingnya untuk tidak membiarkan anakanak yatim menjadi ?urriyyatan ?i??fan. Makna ?i??f sebagai antonim dari kuat (khil?f al-quwwah) dalam al-Quran teridentifikasi mencakup lemah secara jiwa (alnafs), fisik (al-badan), keadaan-kondisi sosial (al-??l), serta akal pikiran (al-?aql wa al-ra?y). Para mufasir cenderung memaknai kelemahan ini fokus pada aspek kekurangan harta. Limitasi makna hanya pada kekurangan harta berdampak pada kurangnya signifikansi ayat dalam konteks realitas saat ini. Proteksi harta (?if? alm?l) menafikan problematika anak yatim yang menyangkut dimensi lain seperti psikologis. Ketiadaan pengasuhan pada dimensi psikologis dapat berdampak pada perkembangan kognitif, kesehatan mental, dan kehidupan sosial anak yatim. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan merujuk pada sumbertafsir- tafsir ulama untuk mengulas ayat-ayat yang membicarakan anak yatim dengan pendekatan teori tafs?r maq??id? Abdul Mustaqim. Pendekatan tersebut mengedepankan paradigma antroposentris yang mengutamakan realisasi kemaslahatan insan, serta lebih dinamis dalam penerapannya. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa perlindungan anak yatim harus dilakukan secara menyeluruh sesuai dengan lima prinsip ?ar?riyy?t, yaitu ?if? alnafs, ?if? al-?aql, ?if? al-nasl, ?if? al-m?l, dan ?if? al-d?n, serta menambahkan satu nilai ?ar?riyy?t, yaitu ?if? al-daulah. Realisasi lima prinsip ini berada dalam paradigma yang antroposentris, serta menerapkan prinsip yang tak hanya protektif melainkan juga produktif (min ?ai? al-?adam il? ?ai? al-wuj?d). Upaya ?if? al-nafs dan ?if? al-?aql dapat dilakukan lebih fleksibel dengan memberikan akses layanan pendidikan, kesehatan, dan kemanan diri. Wali yang berfungsi mengurus hak harta waris, selain menjaga keutuhan harta dapat juga mengembangkan harta tersebut (alta?m?r). Perlindungan ini mencakup ?if? al-nasl sebagai upaya regenerasi yang berujung pada fungsi keturunan yang berperan menjaga eksistensi ajaran agama (?if? al-d?n). Upaya realisasi lima prinsip sebagai perlindungan anak yatim menjadi tanggung jawab personal maupun komunal, termasuk pemerintah. Negara juga harus melakukan kontrol dan pengawasan terhadap lembaga-lembaga yang menaungi anak yatim guna realisasi lima prinsip ?ar?riyy?t di atas. Sebab, pembiaran terhadap lemah dan buruknya suatu generasi dapat berakibat pada lemah dan buruknya suatu komunitas (negara). Di sinilah ?if? al-daulah menemukan relevansinya PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - Tafsir Maqasidi KW - Perlindungan Anak KW - Anak Yatim KW - Zurriyyatan Di?afan M1 - masters TI - PEMELIHARAAN ANAK YATIM MENURUT AL-QURAN PERSPEKTIF TAFSIR MAQASIDI SEBAGAI PENCEGAHAN ZURRIYYATAN DI?AFAN AV - restricted EP - 113 ER -